Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sejarah Mata Uang di De Javasche Bank Surabaya

Kompas.com - 24/08/2018, 15:10 WIB
Citra Fany Samparaya,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com – “De Javasche Bank”, begitu tulisan di papan bercat biru laut yang ada di depan gedung yang terletak di kompleks bangunan tua peninggalan pemerintahan Belanda di Surabaya.

De Javasche Bank adalah sebutan untuk Bank Indonesia pada masa Hindia-Belanda. Tidak hanya ditemukan di Jakarta, bangunan ini juga kokoh berdiri di Surabaya sejak 14 September 1829.

Bangunan ini punya gaya arsitektur Neo-Renaissance yang terlihat jelas dari tampak bangunan yang bercat putih tulang. Terlihat gaya Hindu-Jawa pada rincian motif pada pilar dan dinding ruang yang berada di lantai dua.

Sentuhan gaya Eropa juga terlihat dari atap dengan bentuk mansart. Mulai awal 2012, bangunan ini dijadikan salah satu Benda Cagar Budaya (BCB).

Replika alat press yang ada di De Javasche Bank KOMPAS.com / CITRA FANY SAMPARAYA Replika alat press yang ada di De Javasche Bank
Gedung ini terdiri dari tiga lantai. Dimulai dengan lantai pertama yang terdapat di ruang bawah tanah.

Lantai inilah yang menjadi pintu masuk untuk bisa melihat isi bangunan ini. Sebelum berkeliling, Anda diharuskan untuk mengisi buku tamu yang ada di meja, di tengah-tengah ruang.

Di sini, Anda bisa melihat koleksi mata uang kuno yang disusun rapi dalam etalase kaca bening. Dua batang emas diletakan di dalam etalase kaca bening dengan dua bolongan, bisa dilihat dan dipegang, tapi tidak boleh diambil.

Tidak hanya melihat koleksi uang, Anda juga akan melihat sebuah pintu tebal sekitar 50 cm yang digunakan sebagai penutup brangkas penyimpanan uang.

Macam-macam mesin dan alat perbankan, seperti mesin pemotong, mesin press, mesin penghitung, hingga mesin penghancur uang terpampang  di pinggiran ruang. Tak lupa juga beberapa koleksi foto turut menambah koleksi di sini.

Miniatur De Javasche BankKOMPAS.com / CITRA FANY SAMPARAYA Miniatur De Javasche Bank
Menaiki tangga yang terbuat dari besi bercat coklat tua akan mengantarkan Anda ke lantai dua bangunan ini. Terlihat ruangan yang luas dan kosong, hanya ada beberapa koleksi foto yang diletakan di sisi kanan ruang.

Di sisi sebelah kiri tangga, terdapat beberapa bilik-bilik yang memiliki sekat dari kawat-kawat dengan cat hitam. Dulunya bilik ini digunakan sebagai bilik transaksi untuk aktivitas perbankan.

Ada juga sepeda tua dan miniatur bangunan De Javasche Bank yang turut mengisi luasnya bangunan ini. Sebuah pintu putar juga terlihat di lantai ini, pintu ini dulunya digunakan sebagai pintu masuk ketika bangunan ini masih digunakan untuk kegiatan perbankan.

Lampu gantung dengan perpaduan warna kuning dan putih serta motif yang terukir mengelilingi dinding ruang yang berwarna putih tulang menambah nilai estetika bangunan ini.

Tidak heran, di lantai ini terlihat beberapa orang yang sedang mengabadikan pose untuk menambah koleksi foto.

Bilik transaksi yang digunakan untuk kegiatan perbankanKOMPAS.com / CITRA FANY SAMPARAYA Bilik transaksi yang digunakan untuk kegiatan perbankan
Naik ke lantai tiga, akan ada koleksi dokumentasi yang mengisi ruangan ini. Tapi sayangnya lantai ini tidak bisa diakses oleh sembarang orang.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com