Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merenungkan Bung Karno di Pantai Ria Ende Flores (1)

Kompas.com - 21/09/2018, 12:09 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

ENDE, KOMPAS.com - Hari Rabu, 12 September 2018, saya berangkat jam 08.00 Wita dari Kota Waelengga, ibu kota Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan mobil menuju ke Kota Ende.

Perjalanan darat dari arah Barat ke Timur membutuhkan ketahanan fisik yang prima karena jalan Transflores dari Aimere sampai di pertigaan Terminal Watu Jaji ditempuh dengan jalan berkelok-kelok.

Bahkan, seorang yang tidak mampu berhadapan jalan berkelok-kelok itu akan muntah dalam perjalanan.

Baca juga: Parade Laut, Cara Ende Mengenang Kedatangan Bung Karno...

Jalan Transflores yang berkelok-kelok yang di rintis Belanda dan diteruskan oleh Jepang zaman itu merupakan salah satu keunikan jalan raya di daratan Pulau Flores. Turis asing dan nusantara juga tertarik dengan keunikan jalan raya di Pulau Flores.

Ini juga bagian dari tantangan bagi wisatawan untuk lebih mengenal keunikan alam Pulau Flores. Selain itu bagi turis asal Belanda bisa mempelajari jejak-jejak yang dilakukan selama menguasai Indonesia.

Baca juga: Pancasila, Teringat Bung Karno dan Kota Ende

Sebelum masuk ke Terminal Watu Jaji, Kabupaten Ngada, kita melihat puncak Gunung Inerie yang tegak dan menjulang ke langit.

Warga Ende dan wisatawan Nusantara menikmati matahari terbenam di Pantai Ria Ende di Flores, NTT, Rabu (12/9/2018).KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Warga Ende dan wisatawan Nusantara menikmati matahari terbenam di Pantai Ria Ende di Flores, NTT, Rabu (12/9/2018).
Mobil terus melaju menuju ke Boawae, Kabupaten Nagekeo. Dari kejauhan keunikan puncak gunung berapi Ebulobo memanjakan mata untuk terus memandangnya dan sekali-kali mengabadikan dengan kamera handphone.

Baca juga: Deko Ipung Le Sempe, Tradisi Ramah Lingkungan di Kolang Flores

Sesungguhnya di bagian kiri kanan jalan transflores dari Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat sampai di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur dengan jarak 705 kilometer memikat mata para pelancong.

Pasalnya selama perjalanan, gunung, bukit dan lembah, pesisir pantai sangat elok dipandang.

Memasuki kawasan Aegela, mobil melintasi jalan menurun menuju ke kawasan Nangaroro. Kiri kanan jalan tumbuh subur pohon kelapa dan pohon-pohon mahoni.

Baca juga: Tiga Kampung Adat yang Memukau di Lembah Jerebuu Flores

Selanjutnya dari Nangaroro jalan lurus sampai di kawasan Nangapanda. Nangapanda sudah masuk Kabupaten Ende yakni kampung perbatasan antara Kabupaten Nagekeo dan Kabupaten Ende.

Melintasi Nangapanda, kita bisa melihat bagian kanan jalan saat dari arah Barat dengan pantai batu biru. Batu biru selalu dipakai untuk bahan-bahan bangunan dan diekspor ke luar negeri. Namun batu biru itu tak pernah habis.

Patung Bung Karno di samping pohon sukun di kompleks Pelabuhan Bung Karno, Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Soekarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Patung Bung Karno di samping pohon sukun di kompleks Pelabuhan Bung Karno, Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Soekarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan.
Batu ini selalu ada setiap saat walaupun diambil warga setiap hari untuk dijual. Ini merupakan satu keheranan demi keheranan di kawasan Pulau Flores.

Siapapun yang berwisata ke Pulau Flores selalu mengungkapkan kekaguman demi kekaguman dan tak bosan untuk mengunjungi kembali Pulau Flores.

Akhirnya mobil memasuki kota Ende. Kota ini terkenal dengan sebutan Kota Pancasila karena pendiri bangsa dan presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno pernah diasingkan oleh Belanda di pulau terpencil itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com