Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuh Wajah dengan Air dari Sumur Bung Karno di Ende Flores

Kompas.com - 17/10/2018, 17:10 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

ENDE, KOMPAS.com - Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Pusat Kota Ende, Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur merupakan salah destinasi sejarah yang selalu dikunjungi wisatawan asing dan Nusantara.

Bahkan wisatawan khusus yang menggeluti sejarah perjuangan Bung Karno selalu mengunjungi tempat ini serta Taman Semedi yang tak jauh dari pinggir Pantai Ria.

Di bawah pohon sukun di taman itu, Bung Karno merenungkan mutiara-mutiara bangsa Indonesia dan akhirnya melahirkan lima butir Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Para peneliti dari Perguruan Tinggi di Indonesia dan luar negeri selalu mengunjungi Situs Rumah Pengasingan Bung Karno ini untuk meneliti tentang sejarah perjuangan Bung Karno dan diasingkan ke Ende oleh penjajah Belanda.

Baca juga: Mengunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Bahkan siswa dan siswi dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Ende dan kabupaten lainnya di Pulau Flores selalu mengunjungi situs ini untuk belajar langsung serta melihat benda-benda dan ruangan kerja, kamar tidur dan sumur di situs tersebut.

Patung Bung Karno di samping pohon sukun di Kota Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (14/9/2018).KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Patung Bung Karno di samping pohon sukun di Kota Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (14/9/2018).
Bung Karno saat diasingkan ke Kota Ende oleh penjajah Belanda dari 14 Januari 1934 sampai 18 Oktober 1938. Saat Bung Karno bersama istri dan mertuanya diasingkan ke kampung atau bisa disebut desa saat itu memiliki keterbatasan-keterbatasan fasilitas.

Baca juga: Heko Genda, Musik Suling Khas Ende

Penerangan listrik tidak ada, apalagi air minum sebagai sumber kehidupan keluarganya. Dalam kondisi serba terbatas, Bung Karno bersama keluarga tidak tinggal diam dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, khususnya pemenuhan air minum.

Bung Karno yang terkenal dengan kerja keras, tekun, bersahabat dengan warga setempat, serta imam-imam misionaris asal Eropa, khusus Belanda.

Bung Karno selalu fokus merenungkan perjuangannya serta mandiri mencari jalan keluar agar pemenuhan air minum bisa terpenuhi demi keberlangsungan hidup keluarganya. Air memang sangat utama dalam kehidupan seorang manusia, apalagi sebuah keluarga untuk mandi, masak, dan keperluan lainnya.

Baca juga: Parade Laut, Cara Ende Mengenang Kedatangan Bung Karno...

Bersama sahabatnya di Ende waktu itu, Bung Karno menggali sumur untuk memenuhi kebutuhan air minum dalam keluarganya, seperti untuk masak, mandi dan membasuh wajah sebelum shalat di dalam rumah pengasingannya itu.

Sumur di Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Kota Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (14/9/2018). Wisatawan yang datang selalu menyempatkan membasuh wajah dan mencuci kaki dengan air sumur di rumah Bung Karno.KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Sumur di Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Kota Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (14/9/2018). Wisatawan yang datang selalu menyempatkan membasuh wajah dan mencuci kaki dengan air sumur di rumah Bung Karno.
Hingga kini, usia sumur di Situs Rumah Pengasingan Bung Karno sudah 84 tahun dan Indonesia Merdeka menginjak 73 tahun.

Sumur Bung Karno masih terpelihara dengan baik oleh para penjaganya karena itu merupakan warisan yang bernilai tinggi bagi warga Ende dan Indonesia untuk mengenang jasa-jasa Bung Karno.

Hingga saat ini air di Sumur Bung Karno masih ada dan sangat jernih. Setiap pengunjung yang berwisata di Situs Rumah Pengasingan Bung Karno selalu membasuh wajah mereka dengan air yang ditimba dengan jeriken yang tergantung di sumur tersebut.

Dikisahkan oleh warga setempat dan sahabatnya, Bung Karno sangat taat dengan shalat lima waktu di rumah pengasingannya itu. Bahkan ada ruangan khusus dari Bung Karno di dalam situs itu sebagai tempat shalat.

Turis asing khususnya Eropa yang berwisata di Kabupaten Ende selalu mengunjungi Situs Rumah Pengasingan Bung Karno untuk melihat langsung bekas rumah Bung Karno, yang bersama Bung Hatta memproklamirkan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, Kota Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Senin (1/6/2015).KOMPAS.com/I MADE ASDHIANA Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, Kota Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Senin (1/6/2015).
Wartawan Kompas Ester Napitupulu, Kompas.com dan media online dari Jakarta bersama dengan staf Taman Bacaan Pelangi, Jumat (14/9/2018) lalu mengunjungi Situs Rumah Pengasingan Bung Karno.

Penjaga Situs Rumah Pengasingan Bung Karno Ende, Jupel Ahmad Faturrizal kepada Kompas.com menjelaskan, kalau lagi ramai jumlah pengunjung bisa 30 orang per hari. Kalau sepi, pengunjung sekitar 10 orang.

Ribuan pengunjung tercatat dalam buku tamu yang ada di dalam situs Bung Karno. Orang asing, kebanyakan dari Eropa selalu mengunjungi Situs Rumah Pengasingan Bung Karno untuk melihat rumah ini bersama dengan jejak-jejak Bung Karno selama diasingkan di Ende.

Faturrizal menuturkan, biasanya pengunjung selalu membasuh wajah dan kaki mereka dengan air dari sumur yang digali Bung Karno bersama sahabat-sahabatnya.

Biasanya pengunjung memasuki ruangan yang didiami Bung Karno bersama keluarganya saat diasingkan. Mulai dari ruangan tamu untuk menerima kunjungan sahabat-sahabatnya, ruang kerja Bung Karno, kamar tidur, ruangan dapur keluarga serta ruangan shalat Bung Karno.

Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di kota Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (14/9/2018).KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di kota Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Jumat (14/9/2018).
Di rumah itu naskah-naskah Bung Karno masih tersimpan rapi dalam rak-rak berkaca serta catatan sejarah saat Bung Karno berada di Ende. Nama-nama sahabat Bung Karno serta pemilik rumah itu tertera di dalam situs tersebut.

“Saya selalu menjaga situs ini dan menerima kunjungan wisatawan, peneliti, wartawan yang ingin melihat langsung benda-benda dan naskah-naskah perjuangan Bung Karno selama berada di Ende,” kata Faturrizal.

Wartawan Kompas, Ester Napitupulu, yang pertama kali ke Kabupaten Ende meminta informasi dari penjaga Situs Rumah Pengasingan Bung Karno tentang rumah pengasingan Bung Karno bersama istri dan mertua serta surat-surat dan dokumentasi yang tersimpan rapi di dalam lemari kaca. Saat itu saya membeli buku berjudul "Bung Karno dan Pancasila" yang ditulis oleh Tim Nusa Indah Ende.

Dua sopir travel, Edi dan Ardi yang membawa rombongan tamu Taman Bacaan Pelangi, yang semuanya adalah wartawan nasional, kepada Kompas.com menjelaskan bahwa tamu-tamu asing yang berwisata di Kabupaten Ende, selain mengunjungi danau tiga warna Kelimutu serta obyek wisata lainnya juga selalu mengunjungi Situs Rumah Pengasingan Bung Karno.

Lukisan Bung Karno di Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, Kota Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Senin (1/6/2015).KOMPAS.com/I MADE ASDHIANA Lukisan Bung Karno di Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, Kota Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Senin (1/6/2015).
Selain melihat benda-benda dan dokumen-dokumen tertulis di dalam situs itu, tamu-tamu asing dan Nusantara selalu membasuh wajah dan kaki mereka dengan air yang ditimba dari sumur Bung Karno yang terletak di belakang rumah tersebut.

Para tamu itu mengenang Bung Karno yang membasuh wajah dan kakinya dengan air sumur tersebut. Para tamu itu juga sekaligus merasakan air sumur yang pernah digunakan Bung Karno bersama keluarganya sebelum diasingkan lagi ke Bengkulu.

Bahkan salah seorang sopir yang memandu rombongan ke Situs Rumah Pengasingan Bung Karno membasuh wajah dan kakinya dengan air sumur tersebut. Kompas.com pun ikut membasuh wajah dan kaki dengan air sejuk dari sumur Bung Karno.

Air sumur itu sangat jernih dan bisa dipergunakan untuk masak dan mandi serta berbagai keperluan lainnya.

“Setiap kali kami memandu tamu ke Situs Rumah pengasingan Bung Karno kami selalu membasuh wajah dan kaki dengan air sumur Bung Karno. Rasanya lain sekali dengan air sumur yang ada di Kota Ende. Saat kami menimba air sumur tersebut, kami mengenang Bung Karno yang pernah menimba air sumur itu untuk berbagai keperluan di rumah pengasingan bersama keluaranya. Tamu-tamu lain pun melakukan hal yang sama," kata Edi.

Kamar tidur Bung Karno di Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Senin (1/6/2015).KOMPAS.com/I MADE ASDHIANA Kamar tidur Bung Karno di Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Senin (1/6/2015).
Taman Bacaan Pelangi

Sebelum rombongan jurnalis dari Jakarta mengunjungi situs Bung Karno, kami didampingi staf Taman Bacaan Pelangi mengunjungi Sekolah Dasar Inpres 14 Ende. Sekolah dasar itu juga ada Taman Bacaan Pelangi. Taman Bacaan Pelangi didirikan oleh Nila Tanzil untuk membangkitkan minat baca anak-anak sekolah dasar sekaligus perpustakaan ramah anak di Indonesia Timur.

Sebelumnya kami masuk ruang Kepala Sekolah SD Inpres I4 Ende, Maria L. Y Ana Dema untuk memperoleh informasi seputar aktivitas mengajar belajar dari anak-anak sekolah di lembaga pendidikan tersebut.

Kepala SD Inpres 14 Ende, Maria kepada wartawan menjelaskan, anak-anak sekolah di daratan Pulau Flores mengenal profesi guru dan petani. Profesi wartawan, merupakan hal baru bagi mereka.

Selain itu ada cita-cita anak SD apabila ditanya selalu menjawab menjadi guru, bidan, imam, selanjutnya berkembang menjadi polisi dan tentara. Untuk cita-cita menjadi seorang wartawan jarang disampaikan oleh anak-anak SD.

Setelah selesai berbincang-bincang dengan Kepala Sekolah SD Inpres 14 Ende kami menuju ke Taman Bacaan Pelangi sekaligus Perpustakaan Ramah Anak yang berada tak jauh dari gedung sekolah tersebut.

Kaum Perempuan Ende menyambut Pendiri Taman Bacaan Pelangi Indonesia dan Pemda Ende, Kamis (13/9/2018) saat meresmikan Taman Bacaan Pelangi yang ke-100 di SDK Nangapanda I.KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Kaum Perempuan Ende menyambut Pendiri Taman Bacaan Pelangi Indonesia dan Pemda Ende, Kamis (13/9/2018) saat meresmikan Taman Bacaan Pelangi yang ke-100 di SDK Nangapanda I.
Taman Bacaan Pelangi sekaligus Perpustakaan Ramah Anak sangat bersih dan indah karena penataan ruangannya sesuai dengan konsep yang dilakukan pendiri Taman Bacaan Pelangi.

Ester Napitupulu, wartawan Kompas berbicara dengan anak-anak sekolah dan melemparkan sebuah pertanyaan, siapa yang mengetahui wartawan. Semua siswa dan siswi di dalam ruangan itu diam karena benar seperti yang diinformasikan kepala sekolah tadi.

Selanjutnya, Ester memperkenalkan diri sebagai wartawan Kompas dan memperkenalkan tentang profesi wartawan. Dia memberikan motivasi agar anak-anak di sekolah itu kelak menjadi seorang wartawan.

Ester memperkenalkan kemudahan-kemudahan akses jika berprofesi wartawan. Seorang wartawan bisa bertemu Presiden RI Joko Widodo dan para petinggi bangsa dari seluruh dunia serta mudah bertemu bupati, gubernur dan pejabat tinggi lainnya. Salah satu kunci menjadi wartawan adalah membaca sebanyak-banyaknya.

Terkesan dengan motivasi wartawan Kompas, pada sesi akhir sejumlah anak-anak sekolah di tempat itu bercita-cita menjadi wartawan, baik cetak, online, radio dan televisi.

Pendiri Taman Bacaan Pelangi Republik Indonesia, Nila Tanzil menerima pengalungan dari panitia peresmian Taman Bacaan Pelangi yang ke-100 di SDK Nangapanda I, Desa Ndorurea, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Flores, NTT, Kamis (13/9/2018).KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Pendiri Taman Bacaan Pelangi Republik Indonesia, Nila Tanzil menerima pengalungan dari panitia peresmian Taman Bacaan Pelangi yang ke-100 di SDK Nangapanda I, Desa Ndorurea, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Flores, NTT, Kamis (13/9/2018).
Nila Tanzil, Pendiri Taman Bacaan Pelangi di Indonesia Timur kepada Kompas.com menjelaskan, ide awal mendirikan Taman Bacaan Pelangi berangkat dari pengalaman berjumpa dengan anak-anak sekolah dasar di Taman Nasional Komodo yang belum bisa membaca dengan lancar.

Di Pulau Flores, ada Taman Bacaan Pelangi di Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur dan Kabupaten Ende. Didirikan pertama kali di Roe, Kabupaten Manggarai Barat pada 2009. Selanjutnya kini berkembang ke seluruh Indonesia Timur, termasuk daerah pegunungan di Papua dan pulau-pulau terluar di Indonesia Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com