Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memasuki Industri 4.0, Cara-cara Berwisata Lama Mulai Ditinggalkan

Kompas.com - 17/10/2018, 22:55 WIB
I Made Asdhiana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia sudah memasuki era Industri 4.0, yang antara lain ditandai dengan serba digitalisasi dan otomasi. Sektor pariwisata pun kena imbasnya dan cara-cara berwisata lama pun mulai ditinggalkan.

Hal tersebut disampaikan Asisten Deputi Manajemen Strategis Kementerian Pariwisata, Dr Frans Teguh, MA pada Wisuda ke-33 Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Sahid di Jakarta, Rabu (17/10/2018).

Frans memaparkan data pada Januari 2018, jumlah pengguna internet sejumlah 4,021 miliar orang atau 53 persen dari 7,593 miliar total jumlah penduduk dunia. Pengguna sosial media aktif sejumlah 3,196 miliar orang dan pengguna mobile phone sejumlah 5,135 miliar orang atau 68 persen dari populasi.

"Pariwisata sendiri saat ini tidak lepas dari perkembangan teknologi tersebut. Cara-cara berwisata lama perlahan mulai ditinggalkan dan adanya teknologi seperti ketersediaan wi-fi, sinyal 4G yang kuat, serta beragam travel apps sangat dimanfaatkan oleh wisatawan masa kini," katanya.

Baca juga: Catat! Inilah Tren Traveling Milenial Tahun 2018

Dia mengutip Hootsuite dan Wearesocial, di mana 49 persen wisatawan akan aktif menggunakan media sosial jika wi-fi tersedia, 68 persen wisatawan global menggunakan handphone-nya untuk selalu berkomunikasi dengan teman dan keluarga, lebih dari 50 persen wisatawan akan meng-install aplikasi-aplikasi traveling sebelum bepergian, dan lebih dari 1/3 wisatawan akan membagi konten-konten dan pengalaman berwisatanya kepada teman dan keluarga, salah satunya melalui media sosial.

Milenial traveling ke Pulau Padar, Labuan Bajo, NTTShutterstock Milenial traveling ke Pulau Padar, Labuan Bajo, NTT
Menurut Frans, perkembangan teknologi dan cara berwisata yang baru ini sangat erat kaitannya dengan munculnya generasi baru yaitu wisatawan milenial yang merupakan populasi generasi terbesar di dunia, sejumlah 2,5 miliar orang.

"Ciri-ciri mereka adalah pengguna teknologi aktif, memiliki sampai 4-5 perangkat teknologi, pengguna aktif sosial media seperti facebook, instagram, twitter, whatsapp, wechat dan lain-lain serta rajin berwisata hingga 5 kali dalam setahun," paparnya.

Wisuda STP Sahid
 
Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid pada wisuda ke-33 ini mewisuda sebanyak 608 orang, dimana tercatat 450 wisudawan dan wisudawati yang hadir di Puri Agung Convention Hall, Grand Sahid Jaya.

Mereka yang tak hadir karena telah bekerja di beberapa hotel di berbagai negara seperti Jepang, Australia, Timur Tengah dan negara Eropa.

Ketua STP Sahid Kusmayadi mengatakan kebutuhan tenaga profesional di bidang pariwisata setiap tahun terus mengalami peningkatan.

Wisuda ke-33 Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid di Jakarta, Rabu (17/10/2018).KOMPAS.com/I MADE ASDHIANA Wisuda ke-33 Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
“STP Sahid memiliki keunggulan karena mendapatkan dukungan dari kelompok usaha Sahid yang bergerak di bidang pariwisata,” katanya.

Dari 608 wisudawan dan wisudawati terdapat 11 wisudawan dan wisudawati yang berasal dari Kabupaten Supiori, Papua.

Bupati Supiori, Jules F Warikar yang hadir dalam kesempatan itu menegaskan, ke-11 putra-putri dari Supiori ini akan dikirim ke Jepang untuk memperdalam pengetahuan mengenai pariwisata dengan tanggungan pemerintah kabupaten.

Hadir dalam wisuda ini Ketua Umum Yayasan Kesejahteraan, Pendidikan, dan Sosial Sahid Jaya Nugroho B Sukamdani serta Ketua Dewan Pembina Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Sosial Sahid Jaya Sarwo Budi W Sukamdani. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com