Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegigihan Masyarakat di Balik Destinasi Wisata Populer Pulepayung

Kompas.com - 16/12/2018, 15:14 WIB
Dani Julius Zebua,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Bukit Wisata Pulepayung berada di Bukit Menoreh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat wisata ini berada di Dusun Soropati, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap.

Jaraknya sekitar 45 menit berkendara dari Kota Wates, pusat Kulon Progo.

Pulepayung terkenal karena panorama dari ketinggian Menoreh yang menghadap ke arah Selatan. Dari sana terpampang danau Waduk Sermo yang dilingkungi hijau hutan suaka margasatwa, hutan rakyat, kebun-kebun kelapa, berakhir pada garis pantai Laut Selatan dan cakrawala.

Kesibukan pembangunan Bandara Udara New Yogyakarta International Airport di Kecamatan Temon juga terlihat dari ketinggian ini.

Paduan panorama itu menjadi latar belakang yang indah bagi hasil foto dan mengundang banyak komentar positif ketika dipajang pada laman media sosial. Pulepayung pun berkembang pesat jadi destinasi wisata swafoto, seiring perkembangan desa yang juga tumbuh banyak obyek wisata lain dengan konsep serupa.

Baca juga: Kembang Soka, Pemandian Cantik Antara Dua Air Terjun di Kulon Progo

Pulepayung mulai melayani wisatawan pada pertengahan 2017. Media sosial membuat terkenal obyek wisata ini. Pengunjung pun datang mayoritas dari luar Kulon Progo, utamanya DKI Jakarta dan Jawa Barat. Tidak sedikit dari luar Jawa.

Ini terlihat dari mobil-mobil yang parkir di sana berplat nomor luar daerah. Wisatawan mancanegara juga kerap datang, utamanya dari Singapura dan Malaysia.

Para Mantan TKI

Ada sekitar 35 kepala keluarga yang menghuni Dusun Soropati, Hargotirto. Sebagian besar bekerja sebagai penderes nira kelapa, petani tanaman empon-emponan seperti jahe dan kencur, dan pemilik kebun kayu batang keras. Pertanian ini ang berkembang di kontur Menoreh yang terjal dan ekstrem.

"Rumah-rumah di sini terisolir. Tidak ada yang mau ke sini. Mau ke sini (kebun empon dan kayu) harus lewat jalan setapak yang sulit," kata Eko Purwanto, pengelola Pulepayung, Sabtu (15/12/2018).

Penghasilan warga pas-pasan, ketika itu. Membuat gula kelapa dan hasil panen empon-emponan tak seberapa. Hasil dari kayu juga hanya Rp 5 juta-an tiap 5 tahun.

Kondisi ini membuat warga memilih mengadu peruntungan menjadi tenaga kerja Indonesia. "Orang di sini banyak mantan TKI. Sebanyak 80 persen karyawan sini (mantan) TKI. Ketua di sini TKI. Saya sendiri di Malaysia 3 tahun, bekerja sebagai foreman," kata Eko.

Baca juga: Jadi Tempat Konservasi Penyu, Pantai di Kulon Progo Berkembang Jadi Eduekowisata

Keberhasilan kelompok tani dusun Mantep Makaryo Soropati meraih 2 penghargaan nasional di bidang agribisnis pada 2014, mengubah pandangan sejumlah pemuda. Dusun mereka mulai kedatangan banyak tamu.

"Mereka lalu lalang tanpa kenangan apapun," katanya.

Beberapa pemuda Soropati melihat banyak warga yang sudah tua yang tersisa, sedangkan anak-anak mereka bekerja di luar negeri. Kearifan lokal, seperti gotong royong hingga tradisi budaya Jawa bisa putus.

"Kasihan yang sepuh. Kami pun satu semangat, satu misi. Mari kita bikin lapangan kerja di kampung sendiri yang bisa menghasilkan terus menerus," katanya.

Kebetulan saat itu Hargotirto tumbuh beberapa obyek wisata panorama dari ketinggian. "Saat itu Kalibiru berkembang hebat," katanya.

Kalibiru destinasi panorama dari ketinggian yang tak jauh dari Soropati.

Spot Bintang dan Jeep Wilis di Kalibiru 2 di dekat destinasi Pulepayung. Kalibiru 2 akan beroperasi  pada sehari setelah lebaran. KOMPAS.com/Dani J Spot Bintang dan Jeep Wilis di Kalibiru 2 di dekat destinasi Pulepayung. Kalibiru 2 akan beroperasi pada sehari setelah lebaran.

Sisi gunung di Soropati dianggap tak kalah dengan Kalibiru. Mereka pun membuat wisata panorama di sana.

"Hasil jadi TKI lumayan Mas. Tapi hasil dari ini (membuat Pulepayung) lebih bagus," katanya.

Keputusan itu agaknya tidak salah. Mereka bikin Pulepayung dari nama pohon Pule yang tumbuh di sana. Pohon jenis pohon perdu yang bisa digunakan untuk berteduh.

Mereka bangun kawasan wisata seluas 2 hektar milik 15 warga dusun. Mereka komitmen membangun dengan tidak mengupas lahan dan hanya memanfaatkan pupuk kompos warga. Mereka bekerja sama dengan ahli geologi UGM untuk memastikan pembangunan obyek wisata tidak merusak kawasan yang memang berbentuk jurang yang sangat terjal.

Seiring perkembangan swafoto, Kelompok Tani Mantep Makaryo terus menambah wahana atau spot swafoto. Semua wahana berdiri pada tonggak dengan cor cakar ayam.

Kini ada 9 spot dengan tema berbeda yang semuanya berlatar panorama Sermo hingga laut Selatan. Spot itu, Angkasa, Wolu, Jembatan Syurga, Lolipop, Wood Golf, Giant Swing, Flying Fox, maupun Mini Tree Top. Juga spot sepeda yang menjadi ikon Pulepayung.

"Selain itu ada terbaru Wood Golf dan Jogja Giant Swing, yang kami buka mulai Desember ini," kata Eko.

Spot Bintang dan Jeep Wilis di Kalibiru 2 di dekat destinasi Pulepayung. Kalibiru 2 akan beroperasi  pada sehari setelah lebaran. Dokumentasi Pokdarwis Kalibiru Spot Bintang dan Jeep Wilis di Kalibiru 2 di dekat destinasi Pulepayung. Kalibiru 2 akan beroperasi pada sehari setelah lebaran.

Pulepayung heboh di media sosial. Pengunjung bisa antara 250 - 800 orang per hari.

"Pengunjung dalam dan luar negeri beda tipis. Fifty-fifty," tambahnya.

Spot Angkasa salah satu yang paling disukai banyak orang. Pasalnya, pengunjung jadi lebih leluasa bergaya di luasan panggung 24x9 meter. Bahkan dalam jumlah orang yang banyak.

"Saya sering ke mari sambil membawa teman. Spot Angkasa paling menarik karena bisa bebas dan ukurannya besar. Bisa menampung banyak orang," kata Ana Septiani, karyawan pabrik di Kabupaten Bantul, DIY yang berumur 23 tahun.

Alhasil, warga dusun lah yang merasa diuntungkan. Masing-masing pemilik lahan dapat penghasilan tambahan antara Rp 6-15 juta per bulan lewat bagi hasil. Belum lagi bila mereka membuka rumah makan di sana. Destinasi juga menyedot 50 pemuda dusun jadi karyawan.

Belakangan, warga Soropati tengah mengembangkan diri jadi smart village. Konsep di mana semua potensi dusun, baik hasil tani, ternak, maupun turunannya, juga potensi wisata, didorong untuk terus dipasarkan secara online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com