Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabupaten Manggarai Barat Fokus Kejar Target 500.000 Wisatawan

Kompas.com - 21/12/2018, 11:34 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com — Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur sedang fokus mengejar target yang dipatok pemerintah pusat yakni 500.000 wisatawan untuk tahun 2019.

“Saya berharap jangan mudah terpancing oleh sesuatu yang masih belum jelas, karena prosesnya butuh waktu. Kami tetap fokus pada target kunjungan wisatawan, pengembangan produk destinasi dan 3A, dan berharap jangan ada kegaduhan,” kata Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch Dula kepala seluruh pelaku pariwisata dan organisasi pariwisata Manggarai Barat di ruang kerjanya, Selasa (18/12/2018).

Baca juga: Asita Imbau Wisatawan Tak Ragu Mengunjungi TN Komodo

Hal itu tertuang dalam hasil pertemuan yang diserahkan kepada Asita Cabang Manggarai Barat yang diterima Ketua Pelaksana Harian di Labuan Bajo, Donatus Matur, Kamis (20/12/2018).

Matur menjelaskan, Bupati Dula dalam pertemuan itu memaparkan hingga saat ini penerapan tarif ke Taman Nasional Komodo masih mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2014 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Taman Nasional Komodo dan Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Barat No.1 Tahun 2018 tentang retribusi obyek wisata di Manggarai Barat.

Pemenang Pegipegi Yuk! Jelajah Indonesiamu saat mengunjungi sarang komodo, di Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (30/11/2018).KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Pemenang Pegipegi Yuk! Jelajah Indonesiamu saat mengunjungi sarang komodo, di Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (30/11/2018).
“Dalam surat yang diterima Asita Cabang Manggarai Barat, Bupati Dula mengucapkan terima kasih bagi semua perwakilan asosiasi kepariwisataan, baik tour and travel, hotel, restoran, pramuwisata dan asosiasi transportasi sudah datang menemui Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, untuk mendiskusikan semua hal terkait kepariwisataan khususnya terkait isu yang sedang hangat,” katanya.

Baca juga: Asita NTT: Gubernur Tak Mungkin Pentingkan Komodo daripada Manusia

Matur memaparkan, menurut Bupati Dula, wacana kenaikan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo adalah wacana yang baik karena kehadiran pelaku pariwisata, organisasi pariwisata dan asosiasi angkutan kapal wisata menandakan pariwisata sudah maju dan memiliki keinginan dan komitmen untuk keberlanjutan pariwisata di Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat.

Menurut Bupati Dula, dampak positifnya mungkin saja untuk orang-orang yang punya uang menjadi termotivasi untuk datang karena penasaran. "Tetapi dampak negatifnya, ya seperti yang sekarang disampaikan oleh semua pelaku pariwisata bahwa ada pembatalan tamu di tahun 2019," katanya.

Bupati Dula, lanjut Matur, menilai pernyataan Gubernur NTT Viktor Laiskodat adalah sebuah wacana yang belum menjadi sebuah kebijakan atau keputusan. Artinya akan menjadi keputusan setelah dikaji secara teknis sesuai kewenangan yang diatur undang-undang.

Permainan tradisional rangkuk alu di Desa Adat Melo, Liang Ndara, Manggarai Barat, Pulau Flores, NTT, Rabu (29/11/2018). KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Permainan tradisional rangkuk alu di Desa Adat Melo, Liang Ndara, Manggarai Barat, Pulau Flores, NTT, Rabu (29/11/2018).
"Jadi kepada wisatawan tetap datang ke Labuan Bajo dan kepada pelaku pariwisata di Labuan Bajo tetap memberikan mediasi dan sosialisasi agar tidak terjadi pembatalan kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo," kata Dula.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com