Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Etika Bersantap Masyarakat Tionghoa yang Perlu Anda Perhatikan

Kompas.com - 15/01/2019, 16:58 WIB
Vitorio Mantalean,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap kelompok etnis memiliki etika bersantap yang unik. Etika bersantap di satu tempat dan tempat lainnya bisa jadi berlainan, bahkan berkebalikan.

Orang-orang Tionghoa juga mempunyai etika bersantapnya sendiri. Di beberapa kalangan tradisionalnya, etika ini masih berlaku secara ketat.

Apa saja? Berikut rangkuman KompasTravel:

1. Menghormati yang lebih tua

Perlakuan ini kemungkinan mulai membudaya seiring merebaknya paham Konfusianisme, di mana “bakti” terhadap orang yang lebih tua merupakan salah satu unsur penting dalam hidup.

Di meja makan, orang yang lebih muda seyogyanya tidak memulai makan terlebih dulu sampai orang yang lebih tua mulai menyantap hidangannya. Mereka pun diwajibkan memanggil/menawari orang yang lebih tua jika hendak bersantap.

Dalam konteks keluarga atau kerabat, anak pun seyogyanya menyiapkan atau mengambilkan makanan bagi orangtuanya, terlebih jika si orangtua sudah tergolong renta.

2. Mendekatkan mangkuk nasi ke mulut

Dalam etika bersantap Tionghoa, mendekatkan mangkuk nasi ke mulut sama sekali bukan hal yang tabu.

Hal ini malah dianjurkan untuk dilakukan, bertujuan agar nasi atau lauk yang dicapit dengan sumpit tidak jatuh berceceran ketika menuju mulut.

3. Sabar ketika mengantre giliran lazy susan

Lazy susan adalah piringan bundar yang umumnya terletak di tengah meja besar. Piringan ini dapat diputar sesuai keinginan, agar setiap hidangan dapat dijangkau oleh siapa pun.

Ilustrasi lazy susan di tengah meja makan orang Tionghoa.SHUTTERSTOCK Ilustrasi lazy susan di tengah meja makan orang Tionghoa.

Idealnya, Anda perlu menunggu giliran hingga rekan-rekan semeja selesai mengambil jatahnya. Di sisi lain, jangan sampai terus-menerus memberi giliran pada orang lain, karena Anda akan dianggap tidak berselera dengan hidangan yang disajikan.

4. Tidak mengaduk-aduk lauk bersama

Dalam jamuan makan besar, seringkali lauk dihidangkan untuk santap bersama.

Terkait hal ini, Anda tidak diperkenankan mengaduk-aduknya, apalagi menggunakan sumpit sendiri. Jika terpaksa menggunakan sumpit sendiri, gunakanlah bagian ujung yang belum terpakai.

Selain itu, perilaku mengaduk-aduk lauk bersama untuk mencari suatu bahan makanan yang Anda incar dinilai melanggar etika bersantap Tionghoa.

5. Menggunakan sumpit dengan baik dan benar

Sumpit merupakan alat makan utama bagi orang-orang Tionghoa. Ketika memakainya, usahakan ketahui berbagai kesalahan menggunakannya.

Salah satu kesalahan memakai sumpit yang cukup tabu ialah menancapkan sumpit ke mangkuk berisi nasi. Praktik ini dinilai serupa dengan hio yang ditancapkan ketika ritual sembahyang arwah atau kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com