Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/02/2019, 08:17 WIB
Amran Amir,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

LUWU, KOMPAS.com – Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, adalah salah satu penghasil buah khas daerah setempat yang dinamakan tarra. Tarra adalah buah lokal jenis Artocarpus dari famili Moracea (Nangka-nangkaan).

Sekilas, buah ini terlihat menyerupai buah cempedak. Bedanya, buah cempedak memiliki aroma yang khas, sementara tarra tidak memiliki aroma, jadi aman dibawa dalam perjalanan. Dari segi rasa, buah ini juga berbeda dengan buah cempedak, rasanya manis dan segar.

Baca juga: 10 Buah Tangan Wajib dari Kota Medan

Untuk mendapatkan buah ini dapat dijumpai di beberapa tempat atau di sepanjang jalan trans sulawesi Kecamatan Ponrang Selatan yakni di Desa Pattedong, Desa Olang dan Desa Tarra Matekkeng. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 35.000.

“Satu ikat isi 2 harganya mulai Rp 15.000 hingga Rp 35.000 tergantung ukurannya,” kata Arman, pedagang buah di Desa Pattedong, Rabu (6/2/2019).

Baca juga: Carica, Buah Endemik sebagai Minuman Masyarakat Suku Tengger

Menurut Arman, para pembeli biasanya dari pengendara atau penumpang yang melintas sambil santai menyantap di pondok penjualan buah.

“Umumnya dibeli penumpang atau pengendara, seperti penumpang bus atau sopirnya. Mereka singgah menikmati dan sebagian dibeli untuk dibawa sebagai oleh-oleh buat keluarga,” kata Arman.

Di musim buah tarra saat ini, Arman dapat meraup untung yang lumayan besar, dalam sehari dapat laris sampai 200 buah.

“Pohon tarra hanya berbuah satu kali dalam setahun yaitu antara bulan Januari hingga Maret. Puncak panen di bulan Januari ini. Dalam sehari bisa menghasilkan di atas Rp 3 juta apalagi buah ini diambil di kebun milik sendiri, cukup sewa pemanjat buah tarra sudah bisa dijual,” ujarnya.

Menurut salah seorang pembeli, Nur Halim asal Makassar, setiap melintas di Luwu, dirinya harus singgah mencicipi buah tarra dan sekaligus memborong untuk oleh-oleh bagi keluarganya.

“Rasanya manis dan segar, kalau menikmati buah ini dapat bertahan dalam perut atau bisa menjadi pengganti makanan pokok. Soalnya dimakan diwaktu kapan pun bisa, apalagi buah ini tidak memiliki aroma yang menyengat dan dapat bertahan dalam perjalanan hingga beberapa hari,” tuturnya.

Jadi bagi anda yang berlibur atau berkunjung ke Luwu, tak ada salahnya mencoba mencicipi buah tarra.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Pameran Repatriasi di Galeri Nasional Indonesia

Panduan Lengkap ke Pameran Repatriasi di Galeri Nasional Indonesia

Travel Tips
India Peringkat 6 Negara Penyumbang Turis Asing Terbanyak ke Indonesia

India Peringkat 6 Negara Penyumbang Turis Asing Terbanyak ke Indonesia

Travel Update
5 Tips Wisata ke Umbul Sigedang-Kapilaler di Klaten, Datang Pagi

5 Tips Wisata ke Umbul Sigedang-Kapilaler di Klaten, Datang Pagi

Travel Tips
7 Museum di Jakarta yang Instagramable buat Liburan Akhir Tahun 

7 Museum di Jakarta yang Instagramable buat Liburan Akhir Tahun 

Jalan Jalan
Intip Isi Pameran Repatriasi di Galeri Nasional Indonesia, Ada Apa Saja?

Intip Isi Pameran Repatriasi di Galeri Nasional Indonesia, Ada Apa Saja?

Jalan Jalan
4 Tips Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Registrasi Online Dulu

4 Tips Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Registrasi Online Dulu

Travel Tips
14 Aturan Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Boleh Memotret di Area Tertentu

14 Aturan Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Boleh Memotret di Area Tertentu

Travel Update
Pengalaman Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Lihat Pusaka Pangeran Diponegoro

Pengalaman Berkunjung ke Pameran Repatriasi, Lihat Pusaka Pangeran Diponegoro

Jalan Jalan
10 Kota Termurah di Dunia 2023, Mana Saja?

10 Kota Termurah di Dunia 2023, Mana Saja?

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Umbul Sigedang-Kapilaler di Klaten

Harga Tiket dan Jam Buka Umbul Sigedang-Kapilaler di Klaten

Travel Update
3 Wisata sambil Olahraga Alam Bebas di Bangka, Akses Dekat ke Bandara

3 Wisata sambil Olahraga Alam Bebas di Bangka, Akses Dekat ke Bandara

Travel Update
5 Aktivitas di Pantai Klotok Wonogiri, Main Air hingga Naik ATV

5 Aktivitas di Pantai Klotok Wonogiri, Main Air hingga Naik ATV

Travel Tips
10 Kota Termahal di Dunia, Peringkat 1 dari Negara Tetangga Indonesia 

10 Kota Termahal di Dunia, Peringkat 1 dari Negara Tetangga Indonesia 

Travel Update
5 Aktivitas di Pameran Repatriasi, Lihat Arca dan Ambil Majalah Gratis

5 Aktivitas di Pameran Repatriasi, Lihat Arca dan Ambil Majalah Gratis

Travel Tips
Harga Tiket Terbaru Gunung Api Purba Nglanggeran, Siang dan Malam Berbeda

Harga Tiket Terbaru Gunung Api Purba Nglanggeran, Siang dan Malam Berbeda

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com