Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monumen Jenderal Sudirman di Pacitan, Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com - Diperbarui 17/08/2021, 16:06 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

PACITAN, KOMPAS.com – Pada 1 Maret 1949, terjadi peristiwa serangan besar-besaran di Yogyakarta sebagai Ibu Kota Indonesia saat itu dan daerah di sekitarnya.

Peristiwa itu dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret 1949.

Saat itu, militer Indonesia di bawah kepemimpinan Panglima Besar Jenderal Sudirman melakukan serangan ke Yogyakarta untuk membuka mata dunia bahwa Indonesia masih ada.

Baca juga: Menjelajah Banyu Tibo, Pantai dengan Air Terjun Tepi Laut di Pacitan

Sampai saat ini, monumen dan peninggalan peristiwa bersejarah itu masih ada. Salah satunya adalah Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 yang berada di titik 0 Kilometer Malioboro.

Tak hanya di lokasi serangan umum saja. Monumen-monumen juga banyak didirikan sebagai pengingat perjuangan Jenderal Sudirman dan pasukannya.

Mereka melakukan gerilya dari satu daerah ke daerah lainnya untuk melawan Belanda.

Salah satu monumen Jenderal Sudirman berada di Dusun Sobo, Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan.

Jarak monumen ini dari Yogyakarta adalah sekitar 140 kilometer dengan waktu tempuh kurang-lebih empat jam.

Baca juga: Buyutan, Pantai Pasir Putih di Pacitan dengan Legenda Mahkota Dewa

Rute termudah untuk menuju monumen ini adalah melalui jalan utama Wonogiri-Ponorogo. Begitu sampai Kecamatan Purwantoro, perjalanan berlanjut ke arah selatan (alternatif Pacitan). Ikuti saja jalan utama, nantinya akan dijumpai plang petunjuk arah menuju monumen.

Jika mengacu aplikasi Google Maps, memang tersedia jalur yang lebih cepat. Namun kemungkinan besar nanti akan dilewatkan jalan sempit, menanjak, dan berbahaya.

Patung Raksasa Jenderal Sudirman

Monumen Jenderal Sudirman dibangun di Desa Pakis Baru karena Sang Jenderal pernah bermarkas di sini.

Ia dan pasukannya bermarkas di sini tanggal 1 April 1949 sampai 7 Juli 1949.

Monumen Jenderal Sudirman ialah berupa patung Sang Jenderal setinggi sekitar delapan meter.

Untuk sampai ke patung, terdapat 70 anak tangga yang harus dilalui. Anak tangga pertama berjumlah 45, kedua berjumlah delapan, dan ketiga berjumlah 17.

Patung Jenderal Sudirman setinggi sekitar 8 meter di Monumen Jenderal Sudirman, Pakis Baru, Pacitan.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Patung Jenderal Sudirman setinggi sekitar 8 meter di Monumen Jenderal Sudirman, Pakis Baru, Pacitan.

Anak tangga itu bila disatukan adalah 17-8-45 yang melambangkan tanggal kemerdekaan Indonesia.

Sesampai di tempat patung, tampak lapangan yang begitu luas dan dikelilingi bagunan berbentuk persegi.

Baca juga: 4 Pantai di Pacitan yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun

Sementara itu di setiap dinding bangunan, terdapat relief yang menggambarkan kisah hidup Jenderal Sudirman berbahan tembaga.

Ada 38 relief yang terpampang di dinding, jika ingin melihat semua, perlu untuk berjalan kali mengelilingi lapangan.

Perjalanan Jenderal Sudirman yang bisa disaksikan melalui relief adalah sejak kelahirannya, ketika dirinya belajar mengaji, mengikuti kepanduan, bergabung dalam anggota PETA (Pembela Tanah Air pada zaman Jepang), perjuangan gerilya, hingga wafat di Magelang.

Salah satu relief kisah Jenderal Sudirman di Museum Jenderal Sudirman, Pakis Baru, Pacitan.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Salah satu relief kisah Jenderal Sudirman di Museum Jenderal Sudirman, Pakis Baru, Pacitan.

Ketika sore hari, banyak warga sekitar yang berkunjung ke monumen Jenderal Sudirman untuk menikmati suasana.

Memang, semilir angin perbukitan begitu sejuk ketika dinikmati sambil duduk-duduk di bawah patung.

Monumen Jenderal Sudirman di Desa Pakis Baru ini diresmikan oleh Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada 15 Desember 2008. Tarif masuknya hanyalah sebesar Rp 5.000 per orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com