Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Menarik Seputar Ketupat

Kompas.com - 11/08/2019, 09:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Hidangan ketupat tak akan luput saat tradisi Lebaran baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Biasanya, ketupat akan disantap bersama hidangan seperti opor ayam, rendang, gulai, sayur labu, dan lainnya.

(Baca juga: Makna di Balik Ketupat yang Berbentuk Persegi Empat...)

Kombinasi ketupat dengan makanan-makanan yang di atas meja tentu akan menggiurkan untuk disantap. Sambil menyantap ketupat dan makanan lainnya, yuk ketahui beberapa fakta menarik seputar ketupat.

1. Berkaitan dengan Bahasa Autronesia

Sejarawan kuliner, Fadly Rahman mengatakan bentuk ketupat yaitu persegi empat berkaitan dengan Bahasa Austronesia. Dalam bahasa Austronesia turunan dari kata “epat” berarti empat sudut.

“Kalau kita melihat ketupat, bentuknya persegi dan memiliki empat sudut," kata Fadly.

(Baca juga: Sejarah dan Tradisi Makan Ketupat Saat Lebaran...)

Kebanyakan ketupat memang memiliki bentuk persegi empat. Walaupun, banyak juga yang dimodifikasi dengan bentuk lain.

2. Makna ketupat

Ketupat punya makna yang beragam. Fadly mengatakan ada beberapa pendapat tentang makna ketupat seperti empat sudut ketupat berhubungan dengan empat penjuru mata angin.

Pada masa Islam, Sunan Kalijaga memberikan representasi makna empat sudut ketupat yaitu Lebaran, Leburan, Luberan, dan Laburan. Semua ini berhubungan dengan sikap manusia.

(Baca juga: Ketupat Berbungkus Janur dan Plastik, Apa Bedanya?)

Lebaran berarti pintu ampun yang dibuka lebar terhadap kesalahan orang lain. Luberan berarti melimpahi, memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.

Leburan berarti melebur dosa yang dilalui selama satu tahun. Adapun, Laburan yakni menyucikan diri, putih kembali layaknya bayi.

3. Sudah ada sebelum masa penyebaran agama Islam di Nusantara

Meski lekat dengan Lebaran, keberadaan ketupat sebenarnya sudah ada jauh sebelum masa penyebaran agama Islam di nusantara.

Ini karena nyiur (daun kelapa yang merupakan bahan janur) dan beras sebagai sumber daya alam sudah dimanfaatkan sebagai makanan masyarakat nusantara di zaman Hindu Buddha.

Ketupat sebagai simbol untuk mewujudkan rasa syukur terhadap hasil panen yang telah dilakukan sebelumnya. Namun, biasanya masyarakat pada masa itu menggunakan warna janur yang tak sembarangan.

(Baca juga: Ini Asal Usul Ketupat, Hidangan Khas Lebaran)

"Masyarakat agraria terutama pesisir menggunakan janur yang berwarna kuning kehijauan," ucap Fadly.

Fadly menambahkan bahwa warna kuning kehijauan memiliki makna sebagai meminta perlindungan Tuhan kepada umat (masa sebelum Islam). Sampai sekarang pemilihan warna janur masih berlaku, walaupun tak harus sama persis.

4. Berkaitan dengan tradisi animisme

Fadly mengatakan ketupat juga identik dengan tradisi animisme. Dulu masyarakat agraria yang tersebar di Nusantara memiliki tradisi menggantung ketupat di tanduk kerbau untuk mewujudkan rasa syukur karena panen yang dihasilkan.

Tak berhenti di situ, sampai sekarang juga masih ada tradisi dari masyarakat Indonesia yang melakukan tradisi yang sama dengan menggantungkan ketupat.

(Baca juga: 5 Lauk Khas Indonesia Teman Menyantap Ketupat)

Bedanya, mereka menggantungkan ketupat yang masih kosong di depan pintu rumah untuk menolak bala atau pengaruh negatif yang masuk.

5. Sering disantap dengan beragam kuliner lain

Makanan ini juga dipadukan dengan hidangan lain yang terpengaruh dari berbagai budaya di luar Nusantara.

(Baca juga: Filosofi Indah di Balik Sepotong Ketupat)

Pengaruh itu seperti kuah kari yang dipengaruhi kuliner India, gulai yang dipengaruhi Arab, balado dari pengaruh Portugis, semur dan kue kering dari pengaruh Belanda juga Eropa, dan manisan dari pengaruh China.

6. Punya nama lain

Ketupat hadir di berbagai daerah di Indonesia. Setiap daerah punya penyebutan tersendiri untuk ketupat.

(Baca juga: Meriahnya Kirab Gunungan Ketupat, Tradisi Syawalan Unik di Klaten)

Di Bali misalnya, ketupat disebut dengan tipat. Sementara di wilayah Sunda dan Jawa, ketupat disebut dengan kupat.

7. Bagian dari tradisi di masyarakat Indonesia

Ketupat di Indonesia merupakan bagian dari tradisi di Indonesia. Beberapa daerah seperti Gresik punya perayaan bernama Kupatan.

Di Madura, tradisi Lebaran ketupat biasa disebut dengan Terater. Di Kudus, Syawalan atau lebaran Ketupat dirayakan dengan prosesi kirab gunungan Seribu Ketupat di Kudus, Jawa Tengah.

(Baca juga: Mengenal 11 Lebaran Ketupat di Berbagai Daerah)

Di Lombok ada tradisi bernama Lebaran Topat yang dimeriahkan dengan tradisi nyangkar. Nyangkar merupakan tradisi nenek moyang orang Sasak saat merayakan Lebaran Topat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com