Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Sarongge, Kopi Khas Cianjur dengan Rasa Segar dan Manis

Kompas.com - 12/10/2019, 18:50 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


CIANJUR, KOMPAS.com - Selain tauco dan beras, Cianjur memiliki kopi khas yang wajib dicicipi. Satu di antaranya kopi yang diproduksi berasal dari Kampung Sarongge Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.

Sarongge adalah sebuah kampung kecil di kaki Gunung Gede yang berbatasan dengan area Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cianjur di ketinggian 1.000-1.600 mdpl.

Tosca Santoso, inisiator kopi Sarongge mengatakan, produksi kopi ini merupakan rintisan para petani kampung Sarongge. Disebut Kopi Sarongge merujuk tempat kopi-kopi dihasilkan di lahan pertanian atau perladangan kampung tersebut.

Baca juga: Manisan Mulia Sari, Manisan Legendaris di Cianjur Sejak Tahun 1950-an

"Jadi biji-biji kopi ini dari perkebunan Sarongge. Jadi kita lebih branding ke sana. Negri kopi itu yang ngolah aja," kata Tosca Santoso pemilik Negri Kopi, sebagai pengolah dari kopi Sarongge saat ditemui Kompas.com di Cianjur, Jumat (11/10/2019).

Ada beberapa varian dari kopi Sarongge seperti Sarongge Full Wash, Saronge Honey, Sarongge Natural, Saronge Winey, Saronge Luwak, Sarongge Lanang, Sarongge 1535, Sarongge Rosidi, Sarongge Ki Hujan.

Varian tersebut terdiri dari kopi robusta dan arabika yang membedakan adalah cara pengolahan dan lokasi penanaman. Seperti Sarongge 1535, biji kopi untuk varian ini khusus dipetik dari kebun-kebun di atas 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

 

Kopi Sarongge kopi asal Cianjur yang meminggalkan rasa manisa saat diminum, tersedian banyak varian yang disediakan.KOMPAS.com / Gabriella Wijaya Kopi Sarongge kopi asal Cianjur yang meminggalkan rasa manisa saat diminum, tersedian banyak varian yang disediakan.

Yang membedakan kopi arabica dari Sarongge dan tempat lain adalah, mempunyai body sedang dan asam lembut. Ada rasa segar buah dan sedikit manis di ujungnya. Arabica Sarongge, enak dinikmati ketika hangat dan juga dalam seduhan dingin.

Hal tersebut dikarenakan para petani kopi sarongge menanam arabica, bukan di hamparan kebun terbuka tetapi di bawah tegakkan hutan. Kopi Arabica di sini, ditanam dengan pola agroforestry. Mereka kembalikan kopi menjadi tumbuhan hutan.

Baca juga: Melihat Proses Pembuatan Tauco Tertua di Cianjur

"Yang inti sebenarnya agroforestry, jadi kita menanam kopi di bawah tegakan hutan. Jadi kalo lihat ada pohon puspa, pohon yang tinggi-tinggi itu juga ada pohon manggis, pohon apukat yang intinya untuk membuat si kopi tidak terpapar langsung dengan matahari," jelas Tosca.

"Karena kecepatan fotosintesisnya lebih lambat itu mempengaruhi rasa. Itu seperti kita membuat rendang yang cepat 1 jam dan yang 8 jam proses masaknya rasanya beda," tambahnya.

Biji opi Sarongge kopi asal Cianjur yang baru selesai disangrai secara tradisional.Kompas.com / Gabriella Wijaya Biji opi Sarongge kopi asal Cianjur yang baru selesai disangrai secara tradisional.

Berangkat dari Cianjur, kopi Sarongge sudah dipasarkan ke luar daerah asalnya seperti Jakarta, Bogor, Bandung, dan Bali.

"Jakarta, Bogor, Bandung sedikit di Sukabumi. Itu peredarannya kita mulai dari Cianjur lalu lama kelaman barista-barista Jakarta pada datang lalu menggunakan dan cocok. Di Bali ada toko D Keranjang, itu kita titip di sana dan cukup laku juga," jelasnya.

Baca juga: Cerita Tauco Cap Meong Cianjur, Umurnya Lebih dari 1 Abad

Produk dari Negri Kopi ini, telah masuk di kafe-kafe di Jakarta, Fortunate Coffee, Gerilya Coffee, Kedai Tempo di Jakarta Timur. Kopi Sarongge sudah menjadi pemasok sekitar 30 kafe yang tersebar di beberapa daerah Jabodetabek dan Jawa Barat.

Tosca Santoso mengatakan di balik produksi kopi sarongge, sesungguhnya ada motif tertentu merintisnya usaha tersebut.

Pertama, untuk membantu perbaikan hutan Gunung Gede Pangrango; kedua, upaya melestarikan hutan; dan ketiga, upaya memperbaiki kesejahteraan masyarakat khususnya di Cianjur.

Petani Kopi Sarongge sadar bahwa benih yang mereka tanam akan menghasilkan tuaian sesuai kerja keras yang dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com