Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2020, 12:02 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Praktisi pariwisata Indonesia sekaligus pendiri TTC Indonesia Tedjo Iskandar mengatakan, Indonesia bisa memajukan pariwisatanya jika memerhatikan perkembangan wisatawan nusantara

"Ini saya rasa yang diperlukan, bisa undang agen perjalanan lokal. Mereka lebih dekat dengan wisatawan kita," kata Tedjo kepada Kompas.com di sela-sela acara TTC Travel Mart Jakarta 2020, Senin (17/2/2020).

Ia mengatakan pengeluaran atau anggaran pemerintah akan lebih baik digunakan untuk merangkul agen perjalanan lokal, dibandingkan menghabiskan biaya promo pariwisata ke luar negeri.

Baca juga: Virus Corona, Jumlah Wisatawan Outbound Diprediksi Turun 80 Persen

Hal tersebut diperlukan bila Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif betul-betul menyasar wisatawan nusantara untuk pergi ke destinasi wisata domestik, terhitung sejak virus Corona melanda.

Tedjo mencontohkan, jika ingin mengembangkan wisatawan nusantara, Indonesia bisa menyasar destinasi wisata di Indonesia Timur seperti Raja Ampat, Lombok, Sumba, dan Makassar.

Namun, menurutnya agen perjalanan lokal diminta lebih kreatif guna lebih banyak menarik wisatawan nusantara.

"Tempat-tempat ngehits untuk anak muda, climbing walk, spot-spot instagrammable, glamping tapi yang bersih tempat-tempat itu. Kalau seperti itu semua akan senang, enggak cuman anak muda, orang tua pun juga senang. Mereka (wisatawan) mampu membayar sedikit lebih mahal untuk tempat-tempat yang bagus," jelasnya.

Baca juga: Bali Bukan Kota Mati, Masih Tetap Ramai Wisatawan Mancanegara

Pergerakan wisatawan nusantara diisi generasi milenial

Wisatawan berfoto selfie di atas karang Pantai Klayar, Pacitan, Jawa Timur, Selasa (28/1/2020).Nicholas Ryan Aditya Wisatawan berfoto selfie di atas karang Pantai Klayar, Pacitan, Jawa Timur, Selasa (28/1/2020).

Tedjo juga mengatakan perubahan karakteristik wisatawan nusantara yang telah berubah ke arah generasi milenial. Kata dia, wisatawan saat ini lebih banyak diisi oleh anak-anak muda.

Lanjutnya, anak-anak muda tersebut menginginkan tempat yang milenial mulai dari akomodasi, hingga tempat wisatanya.

Oleh karena itu, strategi mengembangkan wisatawan nusantara juga perlu berfokus pada wisatawan milenial.

Baca juga: 5 Fakta Tren Wisata Generasi Milenial Indonesia pada 2019

"Contoh aja nih di hotel, anak muda pasti nyari apakah hotel itu ada WiFinya, kencang apa tidak? Gaya bahasa milenial juga diperlukan. Jadi harus lebih kreatif lagi," katanya.

Trennya saat ini, wisatawan milenial enggan mementingkan makanan dan minuman selama di hotel atau tempat wisata. Mereka lebih memilih mencari hotel dengan fasilitas yang menunjang aktivitas di media sosial, seperti internet WiFi.

Adanya hotel atau penginapan berfasilitas tersebut, Tedjo yakin akan banyak wisatawan milenial yang datang.

"Mereka sudah tdaik butuh nginep di guesthouse lalu tanya makannya apa dan sebagainya, mereka lebih butuh free strong WiFi, gratis dan kencang. Kita harus ada itu untuk wisatawan milenial," paparnya.

"Pelajari lifestyle mereka, misalnya bawa influencer tapi tetap harus utamakan keamanan dulu. Jadi itu strateginya menyasar wisatawan nusantara," lanjutnya.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Bagaimana Asuransi Perjalanan Kover Wisatawan?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com