Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Raya Galungan, Tempat Wisata Bali Makin Ramai

Kompas.com - 18/02/2020, 19:34 WIB
Nabilla Ramadhian,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

Kendati demikian, industri pariwisata Bali tetap berjalan normal, karena masyarakat Bali biasa bepergian ke beberapa tempat wisata untuk meramaikan Galungan.

Beberapa tempat yang sering dikunjungi, seperti Kintamani, Bedugul, Pura Besakih, Uluwatu, Sangeh, dan Taman Tirta Gangga.

Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana I Gede Pitana juga mengatakan, wisman senang dengan perayaan Galungan karena banyak penjor.

Menurutnya, wisman kerap berkunjung ke pura untuk menyaksikan perayaan Galungan.

"Mereka tetap boleh masuk ke pura, asalkan berpakaian sopan atau adat Bali. Kedua, kalau memotret jangan pakai flash. (Lalu) perempuan tidak sedang haid," tutur Pitana.

Baca juga: Etika dan Informasi Penting Sebelum Masuk Pura di Bali

Pitana melanjutkan, bagi wisman dan wisnus yang sedang berkabung sebaiknya jangan memasuki pura.

Sebab, kondisi berkabung akan membuat pikiran menjadi kotor, sehingga saat seseorang memasuki pura, pikiran mereka akan membuat pura menjadi kotor.

Festival perayaan Galungan

Nuarta mengatakan, setiap desa di Bali memiliki festival perayaan Galungan masing-masing. Namun, ada yang menyelenggarakan festival, juga tidak.

Setiap festival yang diselenggarakan juga berbeda-beda dan tidak sama di setiap desa.

Jika ingin melihat festival perayaan Galungan di beberapa desa di Bali, kamu bisa melakukan riset terlebih dahulu di internet. 

Pitana mengatakan, terkadang festival Galungan hanyalah proses menuju pura di mana umat Hindu berjalan bersama-sama. Hal tersebut membuatnya terlihat seperti pawai.

Terkait festival, Pitana mengatakan, acara-acara yang diselenggarakan di beberapa desa di Bali memang tidak sengaja diadakan untuk kepentingan pariwisata.

"Bukan untuk kepentingan turis, tetapi ya memang ada untuk adat dan budaya. Walaupun tidak ada turis, tetap jalan terus," kata Pitana.

Baca juga: Tahun 2020, Bali Target 7 Juta Wisatawan Mancanegara

Nuarta mengatakan, biasanya dalam acara-acara tersebut akan ada tari barong dan tari kecak yang merupakan persembahan yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Namun ternyata tarian tersebut sedikit berbeda dari yang biasa dilihat oleh wisman dan wisnus.

"Misalnya tarian barong. Di setiap hari itu kan bukan tarian sakral. Itu ditujukan sebagai tarian pertunjukan karena waktu tariannya paling hanya satu jam," kata Pitana.

"Tarian persembahan itu harus dari awal sampai akhir tidak boleh dipotong. Bisa sampai dua setengah jam," lanjutnya.

Sama seperti tarian barong, tari kecak yang dilakukan di luar pura juga berbeda dengan yang dilakukan di dalam pura.

Nuarta mengatakan, tarian Bali yang biasa dilakukan sebagai tari pertunjukan memiliki orientasi bisnis, sehingga cenderung kerap memotong cerita dalam tarian tersebut.

"Kalau tarian untuk persembahan itu harus utuh. Tidak boleh terganggu kegiatannya," tutur Nuarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com