JAKARTA, KOMPAS.com – Industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) mengalami penurunan sebanyak 10 persen pada 2019 dibandingkan tahun sebelumnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menuturkan dalam acara Ngopi Bareng Mas Tama dan Mba Angela (5/11/ 2019) bahwa MICE sebenarnya memiliki potensi luar biasa.
“MICE menyangkut semua, komplet. Ada meeting, tur sendiri, akomodasi, dan lain-lain. Komponennya lebih lengkap," tutur Wakil Ketua Umum 1 Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Budijanto Ardiansyah saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/3/2020).
Baca juga: Industri MICE Kena Dampak Corona, Apa Solusi Pemerintah?
Budijanto mengatakan jumlah orang yang datang dalam satu waktu pada acara MICE juga terbilang banyak.
Senada dengan Budijanto, Ketua ICCA Indonesia, Raty Ning, menuturkan bahwa rata-rata pengeluaran wisatawan MICE sekitar 5 – 7 kali lipat lebih banyak bila dibandingkan wisatawan yang datang untuk berlibur.
Wakil Ketua Indonesia Event Industry Council (IVENDO) Irvan Mahidin Sukamto menuturkan bahwa penyelenggaraan MICE juga memberikan lowongan pekerjaan bagi masyarakat yang daerahnya menjadi penyelenggara acara.
Baca juga: Wishnutama Lirik Potensi Industri MICE untuk Pariwisata
Akrab disapa Ipank, dia mengatakan bahwa biasanya MICE akan melibatkan layanan individual seperti freelance usher dan beberapa teknisi yang dibutuhkan demi kelangsungan acara tersebut.
“Efek ke ekonomi pariwisata sangat tinggi karena memberi devisa," jelas Ipank.
Pengeluaran turis MICE lainnya biasanya mencakup makanan, atraksi wisata di daerah yang sedang dikunjungi, pembelian sovenir dan kerajinan lokal.
Raty menuturkan bahwa sudah banyak perusahaan dalam negeri yang melakukan kegiatan-kegiatan insentif.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.