Makanan penutup itu ia gagas selama dua tahun dan dipanggang di atas ramekins yang diisi dengan adonan kue cokelat. Pada bagian tengah kue, terdapat bola beku ganache yang terbungkus kue cokelat itu.
Pada saat kue dimasak, ganache tersebut akan meleleh, dan akhirnya menghasilkan kue yang hampir matang. Ketika dikeluarkan dari oven, kue ini agak sedikit mengempis.
Baca juga: Perjalanan Panjang Cokelat dari Biji hingga Layak Dimakan
Sejak itu, makanan penutup tersebut kian menyebar ke seluruh dapur kelas atas Eropa dan memantapkan dirinya sebagai makanan pokok hidangan penutup.
"(Popularitas) itu mencapai titik di mana kita secara praktis diwajibkan untuk membuatnya," kata Alain Ducasse kepada New York Times tahun 1991.
Ducasse adalah seorang chef asal Perancis yang terkenal dan kala itu dirinya tengah memasak di Monte Carlo.
Baca juga: Tips Buat Roti dan Kue ala Perancis di Rumah
Selang enam tahun kemudian tepatnya 1987, lava cake menjadi kian viral. Restoran Lafayette memiliki seorang chef bernama Jean-Georges Vongerichten, chef asal New York yang berusia 30 tahun kala itu.
Dirinya tengah membuat 500 kue cokelat lembap berpegang pada resep ibunya untuk pesta pribadi, namun secara amatir ia gagal karena meletakkan banyak kue dalam oven. Hal itu secara signifikan menurunkan suhu oven.
Ceritanya berawal saat ia mengambil kue yang ternyata belum matang dari oven.
"Jadi aku membuka oven itu dan cukup yakin, aku melihat ada lelehan di tengah-tengah kue. Aku tidak percaya kala itu bahwa baru saja menyajikan kue mentah," ujarnya.
Baca juga: 5 Olahan Cokelat yang Praktis Dibuat di Rumah, Tidak Pakai Oven
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.