Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Perang Klaim di Balik Lava Cake, Kue yang Antar Eric Juara MasterChef Indonesia

Kompas.com - 09/03/2020, 07:10 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

 

Makanan penutup itu ia gagas selama dua tahun dan dipanggang di atas ramekins yang diisi dengan adonan kue cokelat. Pada bagian tengah kue, terdapat bola beku ganache yang terbungkus kue cokelat itu.

Pada saat kue dimasak, ganache tersebut akan meleleh, dan akhirnya menghasilkan kue yang hampir matang. Ketika dikeluarkan dari oven, kue ini agak sedikit mengempis.

Baca juga: Perjalanan Panjang Cokelat dari Biji hingga Layak Dimakan

Sejak itu, makanan penutup tersebut kian menyebar ke seluruh dapur kelas atas Eropa dan memantapkan dirinya sebagai makanan pokok hidangan penutup.

"(Popularitas) itu mencapai titik di mana kita secara praktis diwajibkan untuk membuatnya," kata Alain Ducasse kepada New York Times tahun 1991.

Ducasse adalah seorang chef asal Perancis yang terkenal dan kala itu dirinya tengah memasak di Monte Carlo.

Baca juga: Tips Buat Roti dan Kue ala Perancis di Rumah

Selang enam tahun kemudian tepatnya 1987, lava cake menjadi kian viral. Restoran Lafayette memiliki seorang chef bernama Jean-Georges Vongerichten, chef asal New York yang berusia 30 tahun kala itu.

Dirinya tengah membuat 500 kue cokelat lembap berpegang pada resep ibunya untuk pesta pribadi, namun secara amatir ia gagal karena meletakkan banyak kue dalam oven. Hal itu secara signifikan menurunkan suhu oven.

Ceritanya berawal saat ia mengambil kue yang ternyata belum matang dari oven.

"Jadi aku membuka oven itu dan cukup yakin, aku melihat ada lelehan di tengah-tengah kue. Aku tidak percaya kala itu bahwa baru saja menyajikan kue mentah," ujarnya.

Baca juga: 5 Olahan Cokelat yang Praktis Dibuat di Rumah, Tidak Pakai Oven

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com