Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Refund, Kamu Bisa Reschedule untuk Bantu Industri Pariwisata

Kompas.com - 25/03/2020, 07:06 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah pandemi virus corona (covid-19), banyak pelancong yang membatalkan perjalanannya.

Baca juga: Terkait Covid-19, Pelaku Usaha Pariwisata Sebaiknya Permudah Proses Refund

Tak terkecuali, banyak pelancong Indonesia yang akhirnya melakukan pembatalan perjalanan mereka. Hal ini menyebabkan “badai” permintaan refund (pengembalian dana) di kalangan pelaku usaha pariwisata di Indonesia.

Baca juga: Tunda Liburan Kamu, Saatnya Cegah Penyebaran Virus Corona

"Makin banyak lockdown dan orang takut untuk traveling. Pembatalan sudah 90 persen dan itu sampai bulan Mei sampai lebaran," ujar Pauline Suharno, Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) pada Kompas.com, Kamis (19/3/2020).

"Maskapai sudah mengeluh. Cashflow enggak ada, karena enggak ada penjualan untuk membayar tagihan. Bandara juga sudah mulai terasa, enggak ada pemasukan dari airport tax karena enggak ada yang terbang," lanjut Pauline.

Sementara itu, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran, menuturkan keberlangsungan bisnis pariwisata juga terancam karena situasi yang masih "abu-abu".

Bukan tidak mungkin, lanjutnya, setelah pandemi virus corona berakhir, akan ada banyak bisnis yang akhirnya gagal bertahan. Jika hal ini terjadi, banyak karyawan akan kehilangan pekerjaannya.

Turis di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa TimurDok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf Turis di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur

Lantas bagaimana konsumen sebaiknya bersikap? Salah satunya bisa dengan tidak melakukan refund atau pengembalian dana. Alih-alih, manfaatkan fasilitas reschedule atau penjadwalan ulang.

Menurut Pauline, dengan melakukan reschedule, maka konsumen memberikan kesempatan pada bisnis untuk tetap bisa beroperasi.

Baca juga: Update: 64 Tempat Wisata Sediakan Virtual Traveling, Liburan di Rumah Aja!

"Karena uang kan tetap di kita (bisnis). Karena tidak ada cashflow, untuk beroperasi kalau konsumen minta reschedule uang, uang tetap kita kelola dan bisa berputar. Sehingga bisa kasih kita sedikit napas,” jelas Pauline.

Hal senada juga disampaikan oleh Maulana. Dengan mengajukan reschedule, maka tercipta solusi yang diharapkan dapat sama-sama menguntungkan kedua belah pihak.

"Semua pasti mencari win-win solution dan tetap mengutamakan konsumen. Kita berpikir bukan hanya untuk hari ini, tapi ke depannya supaya konsumen tetap ada,” tutur Maulana pada Kompas.com, Kamis (18/3/2020).

Duomo cathedral, Milan, ItaliaShutterstock Duomo cathedral, Milan, Italia

Ia menggambarkan dalam situasi bisnis hotel, ketika konsumen meminta reschedule, maka uang mereka tak akan dikembalikan. Namun, konsumen bisa menjadwalkan ulang kedatangan mereka ke hotel tersebut pada lain waktu saat pandemi virus corona berakhir.

"Misalnya dari hotel memberlakukan enam bulan, kalau enam bulan situasi belum membaik ya bisa saja diperpanjang tergantung kebijakan dari hotel," kata Maulana.

"Bisa jadi satu tahun nantinya untuk konsumen kembali datang," lanjutnya.

Denon Prawiraatmaja, Ketua Indonesia National Air Carriers Association (INACA) juga mengatakan hal serupa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com