Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2020, 18:19 WIB
Yuharrani Aisyah

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak para pelaku ekonomi kreatif khususnya desainer lokal untuk berpartisipasi dalam Gerakan Masker Kain.

Baca juga: Ampuhkah Masker Kain Cegah Penularan Covid-19?

 

Gerakan tersebut bertujuan untuk memproduksi 100.000 masker kain yang akan dibagikan kepada masyarakat untuk menekan penyebaran wabah virus corona ( Covid-19 ) di Indonesia.

Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Masker Kain Sendiri?

“Gerakan Masker Kain bertekad bisa memproduksi total 100.000 masker kain yang akan didistribusikan kepada pekerja pariwisata (PHRI) dan pekerja kreatif (asosiasi kreatif),” kata Plt Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekaf Josua Puji Mulia Simanjuntak di Jakarta, Kamis (2/4/2020), sesuai dengan siaran pers yang diterima Kompas.com.

"Pekerja publik (Transjakarta, MRT, Pertamina, dan sebagainya) serta pekerja sektor lainnya yang diusulkan," lanjutnya.

Josua menjelaskan bahwa Gerakan Masker Kain terbuka bagi para pelaku atau desainer lokal subsektor fesyen di Indonesia.

Poster Gerakan Masker Kain, ajak desainer lokal produksi 100.000 masker kain.DOK. PUSKOMPUBLIK KEMENPAREKRAF Poster Gerakan Masker Kain, ajak desainer lokal produksi 100.000 masker kain.

Mereka bisa mendaftar mulai 1 – 5 April 2020 dengan mengisi formulir melalui tautan bit.ly/GerakanMaskerKain yang ada di kanal media sosial Kemenparekraf.

Poster Gerakan Masker Kain, ajak desainer lokal produksi 100.000 masker kain.DOK. PUSKOMPUBLIK KEMENPAREKRAF Poster Gerakan Masker Kain, ajak desainer lokal produksi 100.000 masker kain.

Menurut Josua, gerakan ini muncul sebagai bentuk keprihatinan terhadap kelangkaan masker di pasaran. Kalau pun ada, harga yang ditawarkan sangat tidak wajar.

Hal ini kemudian mendorong Kemenparekraf berinisiatif untuk mengajak para pekerja fesyen agar menggerakkan usahanya dengan membuat masker kain dari kain perca atau sisa bahan kain produksi mereka.

Gerakan Masker Kain juga diharapkan bisa membantu menggerakkan usaha para desainer lokal dari sektor fesyen Indonesia yang ikut terdampak wabah Covid-19.

“Selain juga memanfaatkan sisa bahan kain dari produksi garmen untuk mengurangi sampah industri fesyen sehingga bisa menerapkan zero waste,” ungkat Josua.

Gerakan ini juga bertujuan untuk mengajak dan mengedukasi masyarakat agar tetap menjaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Ilustrasi kain untuk Gerakan Masker Kain, ajak desainer lokal produksi 100.000 masker kain.DOK. PUSKOMPUBLIK KEMENPAREKRAF Ilustrasi kain untuk Gerakan Masker Kain, ajak desainer lokal produksi 100.000 masker kain.

Sementara itu, penggunaan masker kain pun dianggap cukup memadai bagi mereka yang sehat.

Maka dengan semakin banyak masyarakat menggunakan masker kain, supply masker medis akan lebih mudah didapatkan oleh mereka yang lebih membutuhkan termasuk tenaga medis, pasien ODP, PDP, dan positif Covid-19.

“Masker yang terbuat dari kain ini telah diteliti cukup untuk meminimalisasi kontak langsung dengan debu, virus, dan droplets di luar rumah jika memang tidak dapat melakukan Work From Home dan harus berinteraksi dengan banyak orang,” tutup Josua.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com