Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Padati Pegunungan di China di Tengah Wabah Virus Corona

Kompas.com - 06/04/2020, 10:14 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

Sumber SCMP

KOMPAS.com – Sebuah pegunungan populer di tenggara China terpaksa ditutup setelah puluhan ribu orang beramai-ramai mengunjungi jalurnya selama akhir pekan.

Melansir South China Morning Post, Minggu (5/4/2020), banyak orang beramai-ramai ke Huangshan, atau Yellow Mountains, di Provinsi Anhui.

Sebab, mulai Sabtu (4/4/2020), Pemerintah Provinsi Anhui menawarkan masuk secara gratis ke 29 lokasi, termasuk Huangshan, untuk meningkatkan jumlah pengunjung.

Baca juga: Pengalaman Tour Leader Indonesia di Tengah Kebiasaan Orang Jepang, China, Korea Pakai Masker

Pengunjung diminta untuk menunjukkan kondisi kesehatan mereka melalui sebuah aplikasi, menggunakan masker medis, dan suhu tubuh mereka harus diperiksa terlebih dahulu sebelum memasuki lokasi.

Kendati demikian, otoritas setempat pada Minggu (5/4/2020) mengatakan, mereka harus tutup karena jumlah pengunjung telah mencapai batas harian mereka yaitu 20.000 orang.

Mereka juga mengimbau masyarakat untuk mengunjungi lokasi lain, atau datang ke pegunungan tersebut di lain waktu.

Baca juga: Tempat Wisata Indoor dan Hiburan di China Tutup Kembali untuk Cegah Corona

Beberapa foto dan video sempat beredar di sebuah platform media sosial China--Weibo.

Wisatawann di pegunungan Huangshan, ChinaWeibo/Sout China Morning Post Wisatawann di pegunungan Huangshan, China
Foto dan video tersebut menunjukkan ramainya pengunjung yang berjalan di pegunungan tersebut selama festival Chin Ming yang berlangsung tiga hari.

"Pariwisata dan industri terkait telah terpukul dengan keras. Namun epidemi belum berakhir," tutur salah satu komentar di Weibo, dikutip dari South China Morning Post.

"Apabila kamu harus membuka lokasi-lokasi tersebut, kamu harus batasi arus pengunjung dan mereka yang datang dari luar," lanjutnya.

Baca juga: Orang Jepang, China, dan Korea Sering Pakai Masker, Ternyata Ini Alasannya...

Pada Minggu (5/4/2020), menurut National Health Commission, jumlah kasus yang terkonfirmasi tengah dirawat di China mengalami penurunan menjadi 2.382.

Namun, jumlah kasus impor (imported case) melonjak menjadi 913.

"Saya rasa China sedang mengawasi deteksi Covid-19 dan mungkin perlu menyesuaikan langkah-langkah jarak sosial yang dibutuhkan guna menjaga Covid-19 terkendali," kata seorang profesor epidemiologi dan biostatistik di Universitas Hong Kong, Benjamin Cowling.

“Untuk saat ini, mungkin tidak apa-apa untuk mengendurkan beberapa langkah. Namun langkah-langkah tersebut harus diperketat jika jumlah kasus meningkat,” tambahnya.

Baca juga: Harga Tiket Pesawat Menuju China Melonjak Drastis di Tengah Virus Corona

 

Ilustrasi Temple of Heaven di China.pixabay.com/jplenio Ilustrasi Temple of Heaven di China.
Cowling menuturkan, dia tidak akan terkejut jika sebagian besar negara lanjut melarang pertemuan massal sepanjang tahun 2020.

Dia menambahkan, pemeriksaan suhu tubuh di pintu-pintu masuk merupakan ide yang bagus. Namun hal tersebut mungkin tidak cukup untuk melindungi pengunjung.

Baca juga: Mengenal Wedang Ronde, Minuman Tradisional dari China

Menurut tokoh-tokoh pemerintahan, Provinsi Anhui yang berbagi perbatasan barat mereka dengan Provinsi Hubei, pusat awal penyebaran vwabah, terakhir melaporkan adanya infeksi baru pada 27 Februari 2020.

Provinsi tersebut melaporkan total 990 kasus virus corona termasuk kematian 6 orang.

Sektor-sektor pariwisata dan kebudayaan di China termasuk yang paling terkena dampak wabah tersebut.

Baca juga: Update Wabah Virus Corona, Gantian China Larang Kedatangan Turis Asing

Jin Mao Tower, Shanghai Tower, dan Shanghai World Financial Center terlihat dari IFC Hotel, terdapat 990 gedung pencakar langit di Shanghai, China (13/8/2015).SHUTTERSTOCK/PAVEL L PHOTO AND VIDEO Jin Mao Tower, Shanghai Tower, dan Shanghai World Financial Center terlihat dari IFC Hotel, terdapat 990 gedung pencakar langit di Shanghai, China (13/8/2015).
Sejumlah tempat wisata populer di Shanghai, termasuk Shanghai Oriental Pearl Tower dan Shanghai Jinmao Tower, harus ditutup kembali pekan lalu setelah dibuka kembali selama dua pekan.

Presiden China Tourism Academy, Dai Bin, mengatakan dalam sebuah forum pada Februari lalu, dia memperkirakan pariwisata domestik akan mengalami penurunan sebanyak 56 persen pada kuartal pertama.

Baca juga: Disneyland Shanghai Masih Tutup Sementara, Hanya Area Ini yang Buka

Sementara untuk keseluruhan tahun, pariwisata domestik diperkirakan akan mengalami penuruna sebanyak 15,5 persen.

Dai memperkirakan, hilangnya pemasukan tahunan dari pariwisata dapat mencapai 169 miliar dolar AS tahun ini, setara dengan Rp 2 triliun.

China Tourism Academy adalah sebuah lembaga penelitian di bawah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com