"Bahkan ada juga yang memberlakukan unpaid leave selama dua bulan. Namun mereka mengajukan permohonan sendiri atau atas kesadaran sendiri," lanjutnya.
Kendati demikian, IHGMA Bali tetap berusaha meminta bantuan pada pemerintah guna meringankan beban pihak hotel.
"Kami tetap meminta bantuan pemerintah, seperti keringanan atau cara penjadwalan pembayaran pajak hotel dan restoran, PPh 21, 25, BPJS Kesehatan, PDAM, listrik," jelas Made.
Namun sampai saat ini usulan IHGMA belum mendapat tanggapan dari pemerintah.
Respon positif baru ditunjukkan oleh OJK dengan diterbitkannya POJK Nomor 11 tahun 2020 tentang keringanan cicilan dan restrukturisasi hutang.
"Kami menjerit dan berdarah-darah akibat dampak Covid-19 ini," ujarnya.
Tepat satu bulan lalu, Made melaporkan Bali sebagai salah satu destinasi yang memiliki pasar wisatawan China cukup besar.
Baca juga: Industri Hotel di Bali Babak Belur gara-gara Corona, Seberapa Parah?
Kata dia, jumlah pasar China untuk Bali sekitar 19 persen dari total pasar wisatawan.
Namun, adanya pembatasan perjalanan dari berbagai negara di dunia, khususnya China, sangat berdampak pada industri hotel di Bali.
Terutama bagi hotel yang memang menargetkan pasar China sebagai pasar utama mereka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.