Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Jumlah Konsumsi Mi Instan yang Direkomendasikan dalam Seminggu?

Kompas.com - 12/04/2020, 13:33 WIB
Nabilla Ramadhian,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bagi sebagian orang, mi instan mungkin menjadi makanan yang sering dikonsumsi. Entah karena penggemar berat mi instan atau karena produknya cenderung murah dan bisa ditemukan di mana saja.

Mi instan merupakan makanan yang bisa dengan cepat diolah. Kamu hanya perlu merebusnya di dalam air sebelum ditaruh di atas piring dan ditaburi bumbu-bumbu bawaan.

Kendati demikian, para ilmuwan di Amerika Serikat menemukan bahwa orang-orang yang gemar makan mi instan dua  sampai tiga kali dalam seminggu memiliki risiko yang lebih tinggi terkena sindrom kardiometabolik (CMS).

Baca juga: Asal Usul Mi Instan, Makanan yang Tercipta karena Rasa Iba

Mengutip Daily Mail, orang yang mengidap CMS meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit jantung dan kondisi kesehatan lain seperti diabetes dan stroke.

Seorang dokter di Baylor Heart and Vascular Hospital di Texas, Dr. Hyun Joon Shin, memimpin penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Nutrition.

Penelitian tersebut difokuskan di Korea Selatan. Sebab, negara tersebut merupakan negara yang memiliki pemakan mi instan terbanyak di dunia.

Wanita lebih rentan kesehatannya dibandingkan pria

Shin mengatakan bahwa mi instan tampaknya cenderung merusak kesehatan wanita dibandingkan pria.

Dia mengatakan bahwa hal tersebut dapat dikaitkan dengan perbedaan biologis antara wanita dan pria dari segi hormon seks dan metabolisme.

Ilustrasi mi instan.shutterstock.com/mranusorn Ilustrasi mi instan.

Kendati demikian, Shin menuturkan bahwa penemuan tersebut kemungkinan karena wanita lebih mungkin melaporkan secara akurat apa yang dimakan setiap hari.

Faktor potensial lainnya dalam perbedaan gender tersebut adalah bahan kimia bernama bisphenol A (BPA) yang digunakan untuk mengemas mi dalam wadah gabus (styrofoam).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA mengganggu cara hormon mengirim pesan melalui tubuh, khususnya estrogen.

Baca juga: 5 Cara Membuat Mi Instan Lebih Sehat dan Tetap Lezat

Hal tersebut juga diamini oleh seorang profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard bernama Dr. Frank B. Hu, dikutip dari The New York Times.

Hu mengatakan bahwa efek tersebut tidak terlihat pada pria karena wanita lebih merincikan laporan diet mereka.

Tidak hanya itu, menurut Hu, efek kesehatan terlihat pada wanita mungkin karena wanita pasca-menopause lebih sensitif terhadap diet karbohidrat, natrium, dan lemak jenuh.

Mengonsumsi mi instan setiap hari dapat menyebabkan orang kekurangan gizi

Ahli Gizi dari Mount Elizabeth Hospital, Seow Vi Vien mengatakan bahwa kualitas nutrisi mi instan sangat memprihatinkan.

Ilustrasi mi instan.shutterstock.com/Tae+PY15MU Ilustrasi mi instan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com