Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman WNI Puasa di Australia, Rindu Kumandang Azan Masjid

Kompas.com - 05/05/2020, 08:15 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki bulan Ramadhan, seluruh umat Islam di dunia akan berpuasa 30 hari lamanya. Namun, setiap negara memiliki waktu puasa yang berbeda tergantung lokasi dan waktu shalatnya.

Indonesia sendiri memiliki waktu puasa setiap harinya 13 jam. Bagaimana dengan negara lainnya?

Dunia mencatat waktu terlama puasa berada di negara kawasan utara atau Skandinavia seperti Islandia, Finlandia, Norwegia dan lainnya. Sementara untuk negara paling singkat waktu puasanya yaitu Chili, Australia, Selandia Baru, dan lainnya.

Salah satu negara tetangga Indonesia yaitu Australia mengalami waktu puasa yang lebih cepat sekitar dua jam, yaitu kurang lebih 11 jam.

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) di Australia, Andi Reni Delilah, berbagi cerita dengan Kompas.com terkait pengalamannya berpuasa di Australia.

Baca juga: Kangen Takjil Tanah Air, WNI di Islandia Jualan Takjil untuk Buka Puasa

"Untuk lama puasanya cuma beda sedikit dari Indonesia. Tahun ini puasa 12 jam, awal-awal 12 jam 30 menit, tapi nanti mendekati lebaran menjadi 11 jam 40 menit," kata Delilah saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/5/2020).

Ia mengaku puasa kali ini merupakan tahun ketiganya berpuasa di Australia.

Menurutnya, puasa tahun ini terbilang lebih lama dari biasanya, karena Australia masih dalam musim gugur.

"Dua tahun lalu sih "diskon" puasanya enak banget, karena sudah masuk winter atau musim dingin. Sekarang masih autumn jadi diskonnya tipis-tipis," ujarnya.

Baca juga: Kisah WNI Puasa di Norwegia saat Corona: Tidak Ada Buka Bersama Komunitas WNI

Bagi dirinya, puasa di Australia sungguh berbeda dengan Tanah Air, terlebih di saat pandemi virus corona.

Hal yang membuat berbeda adalah tidak adanya kumandang azan di tempatnya. Alhasil, ia bahkan sampai memasang kumandang azan sendiri yang diputar melalui Youtube.

"Saya kan engga tinggal di daerah yang mayoritas muslim, jadi benar-benar engga pernah dengar azan," kata Delilah.

"Kadang-kadang ya masang azan sendiri dari Youtube, kangen tarawih ramai-ramai juga, karena masjid paling dekat dari rumah juga jauh," jelasnya.

Tambahnya, momen mudik Lebaran yang sudah menjadi tradisi di Indonesia pun juga dirindukan.

Baca juga: Durasi Puasa Jepang 15 Jam, WNI di Jepang Lakukan Pemanasan Sebelum Ramadhan

Namun, Delilah mengaku tak biasa mudik di pertengahan tahun seperti lebaran tahun ini. Biasanya, ia mudik ke Tanah Air pada bulan Desember atau akhir tahun.

"Saya sendiri biasanya mudik Desember. Selain karena keluarga besar kumpul-kumpulnya pas Desember, kantor di sini shut down periode atau libur dua minggu," kata Delilah.

"Tapi karena mudik selalu Desember, jadi kangen banget puasa atau lebaran di Indonesia, pergi cari kolak sore-sore, buru-buru makan biar engga telah tarawih di masjid," kenangnya.

Suasana Ramadhan yang berbeda juga ditambah lagi dengan wabah virus corona. Delilah menjelaskan, jika Ramadhan sebelumnya, ia bersama temannya terbiasa pergi ke toko Asian atau Indonesia untuk menyetok bahan-bahan minuman khas Ramadhan seperti sirup Marjan hingga bubuk cincau.

Namun, tahun ini ia berbelanja bahan makanan dan minuman tidak bersama teman-temannya lantaran social distancing untuk cegah penyebaran virus.

Hal lain yang membedakan yakni, tahun-tahun sebelumnya pada April-Mei, Sydney selalu punya acara atau festival menarik, salah satunya Vivid Sydney.

Baca juga: Puasa Sampai 22 Jam, Tips Kuat Berpuasa dari WNI di Norwegia dan Islandia

"Vivid Sydney itu seperti festival lampu gitu, jadi banyak wilayah di Sydney dihias pakai lampu yang dibentuk-bentuk sesuai tema, atau lampu ditembak/diproyeksikan ke gedung-gedung di tengah kota," terangnya.

Tahun lalu, Vivid Sydney berlangsung kala bulan Ramadhan. Alhasil, ia bersama teman-teman terbiasa berkeliling kota melihat festival itu, selepas buka bersama di restoran kota.

"Ya tahun ini jelas, engga ada bukber, jadi engga bisa ke festival itu. Nanti pas lebaran juga katanya engga akan ada open house di KJRI atau komunitas. Sedih aja sih," lanjutnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com