Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Traveling, Slow Travel di Negara Sendiri

Kompas.com - 16/07/2020, 22:02 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F.

Editor

KOMPAS.com - Saat ini wisatawan lebih memilih perjalanan domestik. Seperti laporan survei Next Decade Travel yang diadakan platform perjalanan digital Agoda, wisatawan pada kelompok usia 35-44 tahun memilih perjalanan di negara dan wilayah sendiri, dengan persentase masing-masing 40 persen dan 42 persen.

Seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, wisatawan asal China, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam memilih destinasi lokal untuk tiga pilihan perjalanan teratas yang akan dilakukan pada dekade mendatang.

Baca juga: Wisata Petualangan Penuh Pengalaman, Tren Traveling Saat Pandemi

Perjalanan yang lebih santai

Penerbangan singkat ke negara tetangga sudah jadi hal biasa. Namun kini perjalanan alternatif mulai terbentuk, yaitu wisatawan menurunkan "kecepatan" perjalanan dan mulai menikmati perjalanan dengan santai alias slow travel.

Perjalanan santai dengan tram, kereta, bis, kapal feri, atau sekedar naik mobil melewati pemandangan bisa jadi pengalaman yang tak terlupakan.

Bayangkan berada di kota yang berbeda, menyatu dengan alamnya dan menemukan permata tersembunyi yang hanya diketahui warga lokal.

Fitur long term rental, yaitu akomodasi penyewaan jangka panjang yang memungkinkan pemesanan Agoda Homes dan hotel hingga 90 hari, bisa jadi jawaban untuk cuti panjang yang selama ini diimpikan.

The Joy of Missing Out (JOMO)

Slow travel atau perjalanan santai memberi kesempatan bagi kita untuk merasakan lagi persiapan dan sukacita dari liburan tak terlupakan, menantikan keseruan perjalanan sama seperti tujuannya.

Jajaki kehidupan kota besar di Bangkok, Tokyo, dan Ho Chi Minh atau pertimbangkan untuk menjelajah destinasi berikutnya seperti Oita di Jepang, Daegu di Korea Selatan dan Ha Long di Vietnam.

Lakukan perjalanan di luar musim padat kunjungan. Merencanakan wisata di luar musim liburan berarti berlibur dengan biaya lebih murah, tidak ramai, dengan keterikatan yang lebih alami.

Dukung wisata lokal

Dengan slow travel, wisatawanbisa mendukung bisnis lokal dengan makan di restoran yang dijalankan satu keluarga atau bahkan tinggal di homestay lokal atau hotel mandiri.

Menjelajah lingkungan sekitar dengan gaya ‘Eat, Pray, Love,’ seperti bersepeda, dan jalan kaki, menemukan kafe dan toko kecil yang tidak ada di buku atau dunia maya.

Menjelajah dunia dengan jejak lingkungan sesedikit mungkin mudah dilakukan saat wisatawan siap dengan reusable items, seperti botol air untuk minum sekaligus mengurangi polusi plastik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com