Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Tinggal Diam, TNGR Akan Panggil Pengunjung yang Dugem Massal di Savana Propok

Kompas.com - 04/08/2020, 20:00 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Dedy Asriady mengatakan, pihaknya akan menelusuri viralnya video dugem massal di Savana Propok, Nusa Tenggara Barat.

Pihaknya juga akan memanggil pengunjung yang bersangkutan untuk memberikan klarifikasi terhadap kejadian tersebut.

"Seiring proses evaluasi nanti, kami akan pastikan. Kami punya catatan siapa saja yang berkunjung ke sana saat itu," kata Dedy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/8/2020).

Meski demikian, imbuh dia, mereka yang dipanggil tidak akan dihukum langsung dan hanya dimintai klarifikasi karena bisa saja hanya ikut-ikut.

Baca juga: Embun Es Dieng, 2 Lokasi untuk Rasakan Winter di Jawa Tengah

Proses pemanggilan akan dilakukan dengan cara seperti mendidik anak karena sebagian besar pengunjung tersebut adalah anak.

"Ini anak-anak muda, jangan langsung dicekoki dengan peraturan dan hukuman begitu. Harus berimbang. Klarifikasi yang pasti, baru prosesnya berjalan," kata Dedy.

Namun, dirinya mengakui bahwa tindakan anak-anak muda tersebut tetap salah, salah satunya tidak menerapkan protokol kesehatan saat pandemi Covid-19.

"Mereka ini anak-anak muda yang lagi euforia. Kesalahannya tidak memenuhi protokol Covid-19. Satu lagi, salahnya bukan buang sampah, tetapi menimbulkan polusi suara," ujar Dedy.

Tangkapan layar pengunjung Savana Propok yang menimbulkan kegaduhan, Sabtu (1/8/2020) malam.Instagram @insidelotim Tangkapan layar pengunjung Savana Propok yang menimbulkan kegaduhan, Sabtu (1/8/2020) malam.

Polusi suara ini lah yang menurut dia mengganggu pengunjung Savana Propok lainnya yang ingin menikmati keheningan.

Dugem massal di Savana Propok

Sebelumnya, Savana Propok menjadi perbincangan hangat warganet setelah munculnya video sekelompok anak muda yang menggelar dugem massal di tempat yang dikenal memiliki pemandangan eksotis itu.

Tampak dalam video, pemuda-pemudi itu asyik berdendang dan bernyanyi, bahkan berteriak dan menggunakan senter, tanpa menghiraukan pengunjung lain di sekitarnya.

Kejadian itu lantas membuat geram, baik pengelola dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bebidas dan pihak TNGR.

Akibatnya, kedua pihak sama-sama sepakat menutup Savana Propok kembali setelah sempat dibuka Kamis (7/7/2020).

Baca juga: Catat, 8 Tempat Wisata Non Pendakian TN Gunung Rinjani

Namun Dedy belum dapat memastikan kapan Savana Propok akan resmi ditutup. Pihaknya bersama Pokdarwis Bebidas masih akan mendiskusikan terkait kapan tepatnya waktu penutupan.

"Informasi tadi pagi akan ditutup besok Rabu, tetapi mau dipastikan dulu. Mau dilihat agar jangan sampai yang sudah datang jauh-jauh, booking, lalu tak bisa masuk," kata dia.

Sementara itu, melihat akun Instagram @savana_propok_lombok, penutupan akan berlangsung mulai Sabtu (8/8/2020).

"Dampak dugem kami tutup sementara yah dan kedepan kami akan terima pengunjung yg btul btul paham etika mendaki. Dengan berbagai pertimbangan, mulai dari hari Sabtu 8 Agustus 2020 sampai batas yang tidak ditentukan, Savana Propok kami tutup kembali," tulis akun tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com