KOMPAS.com – Tren wisata alam diprediksi akan digandrungi sebagian masyarakat selama era new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Menanggapi prediksi itu, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno mengatakan, wisata alam bisa dilakukan di kawasan konservasi.
“Salah satu pemanfaatan dari kawasan konservasi ini adalah pengembangan ekowisata, wisata alam," kata Wiratno.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam sesi webinar bertajuk Planet Tourism Indonesia 2020, Rabu (29/7/2020).
Baca juga: Sensasi Wisata Alam, Rafting di Sungai Elo Magelang
Wiratno melanjutkan, pihaknya punya 27,14 juta hektar kawasan konservasi, di mana sekitar 16 juta hektar adalah taman nasional di 54 lokasi. Ada pula lebih dari 100 taman wisata alam.
Menurut dia, wisata alam di kawasan konservasi memiliki potensi untuk makin berkembang karena Indonesia memiliki banyak obyek daya tarik wisata alam.
Berdasarkan data, Indonesia memiliki 102 gunung atau titik pendakian, 1.200 titik panorama alam, dan 274 gua.
“820 air terjun, dan 160 danau atau waduk, seperti Danau Towuti. Danau Matano juga hebat. Kemudian 51 titik wisata bahari,” kata Wiratno.
Baca juga: Miliki Risiko Penularan Covid-19 Rendah, Destinasi Wisata Alam Siap Dibuka Bertahap
Kendati memiliki potensi, Wiratno tidak menampik bahwa hanya 76 persen tempat wisata alam saja yang mudah dicapai.
Sementara itu, 24 persen lainnya masih sulit dicapai, sehingga menjadikannya sebagai wisata minat khusus.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.