Isyak mengatakan, saat ini Belitung sedang mengembangkan Geopark yang pada November 2020 akan disidangkan di Paris.
“Mudah-mudahan kita bisa jadi UGG. Kalau kita bisa menjadi anggota UGG, maka Belitung sudah memilih jalur yang tepat untuk melestarikan alam dan apa yang kami miliki,” kata dia.
Isyak melanjutkan, sekarang sudah ada kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Kelayang, kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), bandara internasional, sehingga butuh butuh UGG.
Menurutdia, potensi geosite Belitung patut menjadikan daerahnya sebagai anggota UGG. Salah satu potensi adalah kawasan dengan bebatuan granit yang sudah ada sejak periode Jura.
Baca juga: Geopark Pulau Belitung, 7 Keindahan Geosite yang Layak Dikunjungi
Ada juga kawasan-kawasan eks tambang yang sudah ditinggalkan sejak ratusan tahun yang memiliki jejak sejarah.
Mengutip Pos Belitung Minggu (12/7/2020), Ketua Badan Pengelola (BP) Geopark Belitung Yuspian menuturkan, tidak lolosnya Geopark Belitung menjadi anggota UGG berarti mereka diberi kesempatan pengembangan.
“Diberi kesempatan maksimal selama dua tahun ke depan untuk dapat menyampaikan progress report sesuai rekomendasi yang disampaikan tanpa harus mengajukan usulan ulang dossier maupun evaluasi lapangan oleh assessor UGG,” kata dia.
Penyampaian laporan perkembangan itu akan diberikan paling lambat September melalui Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) sebagai perwakilan resmi UNESCO di Indonesia.
Menurut Yuspian, laporan perkembangan akan dikirim lebih cepat sesaat setelah surat resmi dari Sekretariat UGG.
Laporan tersebut akan dimasukkan dalam agenda pertemuan selanjutnya. Untuk sementara waktu, jadwal pertemuan masih akan dilaksanakan pada November di Paris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.