Pertanyaan ini berujung pada satu hal: percobaan klinis untuk vaksin yang sekarang telah disetujui, termasuk vaksin dari Pfizer dan Moderna, tidak termasuk tes PCR biasa untuk peserta penelitian.
Tanpa ada data tentang kemampuan mereka dalam membawa virus, hanya ada bukti konklusif yang cukup untuk menunjukkan bahwa vaksin menghasilkan 95 persen perlindungan efektif dari infeksi simptomatik.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Kristin Englund, spesialis penyakit menular dari Cleveland Clinic.
“Sebagian besar, jika kamu divaksinasi terhadap satu penyakit—misalnya cacar—kamu tidak akan bisa menularkan penyakit tersebut pada orang lain,” kata Englund.
“Saya mengira itu yang akan kita lihat dengan vaksin Covid-19. Namun, kita harus menunggu hingga penelitian bisa membuktikan hal itu sebelum kita bisa menurunkan kewaspadaan kita,” tambah dia.
Baca juga: Pengamat Penerbangan: Orang Tetap Naik Pesawat Walau Tidak Ada Vaksin
Selain itu, ada pula hal penting yang masih belum diketahui. Menurut Englund, melihat vaksin yang memiliki efektivitas 95 persen sangat luar biasa. Jauh lebih baik dari antisipasi kami.
“Namun saat ini kita tidak memiliki kemampuan untuk tahu siapa yang akan memiliki respon baik terhadap vaksin dan siapa yang termasuk ke dalan sisa 5 persen tersebut,” imbuh dia.
Hal lainnya yang masih belum diketahui adalah apa yang bisa dilakukan untuk mencapai herd immunity atau kekebalan.
“Konsensus umum menunjukkan bahwa perlu sekitar 70 – 80 persen (dari populasi yang sudah imun) untuk mengeliminasi risiko penyebaran—bahkan lebih,” kata Dr. Scott Weisenberg.
Ia adalah direktur program fellowship penyakit menular di New York University serta direktur medis program perjalanan kesehatan di universitas yang sama.
Baca juga: Epidemiolog: Sertifikat Vaksinasi Tak Bisa Gantikan Tes Covid-19 untuk Syarat Perjalanan
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan