Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Goa Berbasis Masyarakat, Ini Manfaatnya

Kompas.com - 21/01/2021, 08:45 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ketua Bidang Wisata dan Konservasi Asosiasi Wisata Goa (Astaga) Ferry Saputra mengatakan, wisata goa memiliki potensi untuk dikembangkan menggunakan konsep community-based tourism atau pariwisata berbasis masyarakat.

Wisata goa juga bagian dari konservasi kawasan karst. Kalau kawasan karst sudah dikelola masyarakat untuk wisata, biasanya banyak perusahaan besar berpikir dua kali untuk kuasai lahannya karena kekuatan masyarakat lebih besar,” ungkapnya.

Baca juga: Sokoliman, Situs Purbakala di Dekat Goa Pindul

Pernyataan tersebut disampaikan olehnya dalam webinar Indonesia Adventure Travel Trade Association (IATTA) bertajuk “Membangkitkan Kembali Pariwisata Indonesia Melalui Wisata Petualangan” pada Kamis (14/1/2021).

Pariwisata berbasis masyarakat adalah praktik pengelolaan wisata oleh masyarakat yang mana keuntungan yang didapat bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.

Menurut Ferry, salah satu tantangan besar yang ditemui dalam industri wisata goa adalah eksploitasi pabrik semeng dan pertambangan.

Dengan diusungnya konsep pariwisata berbasis masyarakat, menurutnya hal tersebut justru akan membuat kawasan karst memiliki manfaat terhadap lingkungan lebih lama.

Baca juga: Bertualang di Goa Pindul

“Ke depan, Indonesia akan terus mengutamakan wisata dibanding pertambangan. Jadi ini siap-siap teman-teman di daerah yang punya goa,” ujar Ferry.

Mengutip Lipi.go.id, Senin (10/4/2017), karst merupakan bagian dari ekosistem yang menjadi habitat dari beragam flora dan fauna langka, kawasan mineral tak terbarukan, serta tempat untuk mempelajari masa lalu.

Sebagian besar dari luasnya kawasan karst di Indonesia mencapai 154.000 kilometer persegi telah menyediakan sejumlah mata air bagi kehidupan masyarakat sekitar.

Terjadinya eksploitasi tak terkendali dalam kawasan karst memiliki potensi untuk merusak ekosistem makhluk hidup di sana.

 

Wisatawan bersiap memasuki mulut obyek wisata Gua Pindul di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, yang beberapa saat sebelumnya ditutup oleh pihak pemilik lahan di atas gua tersebut, Kamis (7/3/2013). Konflik antara pihak pemilik lahan dengan sejumlah kelompok pengelola obyek wisata tersebut terus berlangsung meski terus dikunjungi wisatawan. 
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Wisatawan bersiap memasuki mulut obyek wisata Gua Pindul di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, yang beberapa saat sebelumnya ditutup oleh pihak pemilik lahan di atas gua tersebut, Kamis (7/3/2013). Konflik antara pihak pemilik lahan dengan sejumlah kelompok pengelola obyek wisata tersebut terus berlangsung meski terus dikunjungi wisatawan.

Pengelolaan wisata goa oleh masyarakat

Salah satu tempat wisata di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta yang terkenal akan wisata goanya yakni Goa Pindul telah lama menerapkan konsep pariwisata berbasis masyarakat dalam pengelolaan wisatanya.

Adapun, Goa Pindul yang berlokasi di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo dikelola oleh masyarakat setempat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Mandiri.

Baca juga: KLHK Dorong Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat

Mengutip Kemendesa.go.id, BUMDes Maju Mandiri berhasil mengelola kawasan wisata goa tersebut dan berhasil mendapat penghasilan mencapai Rp 5,8 miliar per tahun.

Kendati BUMDes tersebut baru mulai mapan dan semakin berkembang sejak 2016, namun mengutip Kompas.com, Selasa (16/9/2014), warga setempat sudah menjadikannya sebagai tempat wisata sejak 2010.

Selama berada di sana, wisatawan bisa melakukan susur goa menggunakan pelampung dan ban. Para wisatawan akan dipandu selama lebih kurang 45 menit.

Sepanjang melakukan kegiatan wisata, para pengunjung dapat melihat deretan stalagmit dan stalagtit indah yang memeuni goa sepanjang 350 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com