Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/10/2017, 07:24 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, sebagai wilayah karst menyimpan ratusan goa yang menarik dikunjungi. Dari ratusan goa, salah satu yang menjadi destinasi favorit wisatawan, yakni Goa Jomblang, di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu.

Goa vertikal sedalam 60 meter ini harus ditempuh dari pusat kota Yogyakarta sejauh sekitar 50 km. Untuk sampai ke lokasi harus melewati jalan bebatuan kurang lebih 500 meter.

Sampai di sana pengunjung menjumpai rumah kecil yang bisa digunakan untuk beristirahat. Setelah mendapatkan penjelasan dari pemandu, pengunjung dipersilakan memilih sepatu bot.

(BACA: Panduan Menjelajah Goa Sunyaragi, Cirebon)

Saat akan memasuki goa vertikal, pengunjung diberikan helm. Pengunjung diberikan peralatan single rope technique (SRT) untuk menuruni goa. Sejumlah penarik disiapkan pengelola agar wisatawan bisa turun.

Sensasi bergelantung di atas tali sekitar 3 menit untuk menuruni dasar goa diperlukan nyali. Namun sensasi melihat bebatuan dan pohon sepanjang perjalanan membayar lunas rasa was-was. Sesampainya di dasar goa, dua orang pemandu sudah siap menyambut dan melepas tali.

(BACA: Liburan ke Gunungkidul, Yuk Jajal Flying Fox Terpanjang Kedua di Asia Tenggara)

Saat di dasar goa, terdapat pohon yang jutaan tahun lalu berada di permukaan, dan karena proses geologi amblesnya tanah sejumlah tanaman yang saat ini tak ditemukan di permukaan ada di dasarnya.

"Ada satu pohon yang sampai saat ini belum diketahui jenisnya. Beberapa waktu lalu peneliti yang datang pun belum mengetahui jenisnya apa," kata salah seorang pemandu Aan Nurcahyo Rabu (18/10/2017).

Seorang pemandu menunjukkan pohon yang hanya tumbuh di dasar Goa Jomblang, Gunungkidul, DI Yogyakarta.KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Seorang pemandu menunjukkan pohon yang hanya tumbuh di dasar Goa Jomblang, Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Pohon kecil, daunnya kecil dan agak memanjang hingga saat ini belum diberi nama. "Buahnya seperti mangga. Yang satu ada pohon kecil yang diberi nama cabai-cabaian karena buahnya mirip cabai," katanya.

(BACA: 66 Ingkung Ayam Disuwir-suwir di Sendang Beji Gunungkidul)

Setelah menikmati dasar goa, wisatawan diajak masuk ke goa horisontal menuju luweng Grubug. Di sana ada sebuah ruangan cukup luas, saat musim hujan jalanan agak licin karena tanah liat bercampur dengan air.

Namun jangan khawatir karena pengelola sudah memasang batuan untuk pijakan, dan lampu yang digunakan untuk menerangi jalan.

Setelah melakukan perjalanan sejauh sekitar 300 meter, pengunjung akan mendengarkan derasnya air dari sungai bawah tanah. Semakin lama perjalanan akan muncul cahaya yang berasal dari lubang luweng Grubug.

Di sana ada sebuah lubang dari atas, yang saat tertentu sinar matahari masuk, dan sering disebut 'Sinar Surga'. Seluruh pengunjung mengabadikan momentum langka ini. Saat mendung memang tak lama sinar matahari masuk di antara sela lubang. Namun hal ini tak mengurangi keindahan di dalam goa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com