Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Wisata yang Berkembang dan Berkelanjutan Bisa Topang Perekonomian Indonesia

Kompas.com - 16/07/2021, 14:20 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Vinsensius Jemadu mengatakan, desa wisata dapat menopang perekonomian Indonesia.

Kendati demikian, hal tersebut baru bisa dilakukan jika desa wisata menjadi destinasi wisata yang berkembang dan berkelanjutan.

Baca juga: Desa Wisata Anculai di Bintan, Salah Satu Desa Wisata Terbaik di Indonesia

“Salah satu upaya untuk mewujudkan destinasi wisata berkualitas, berdaya saing, dan berkelanjutan, Kemenparekraf selenggarakan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021,” ungkap dia.

Pernyataan itu Vinsensius sampaikan dalam konferensi pers virtual bertajuk “Opening Bimtek dan Workshop Online ADWI 2021–Zona B (NTT, NTB, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua” pada Jumat (16/7/2021).

Menurutnya melalui lomba yang juga program pengembangan desa wisata itu, para peserta yang ikut dapat dijadikan sebagai destinasi wisata berkelas dunia.

Baca juga: Desa Wisata, Tempat yang Tepat untuk Belajar Kearifan Lokal

“Destinasi wisata berkelas dunia, berdaya saing, dan berkelanjutan yang mampu mendorong pembangunan daerah, kesejahteraan masyarakat, dan ajang promosi potensi desa wisata ke wisatawan baik domestik maupun mancanegara,” jelas dia.

Vinsensius menambahkan, penilaian lomba tersebut didasarkan pada empat pilar pariwisata berkelanjutan yakni tata kelola, ekonomi lokal, sosial dan budaya, serta pelestarian lingkungan.

Uma Lengge (rumah adat) di Desa Wisata Maria, Wawo, Bima, Nusa Tenggara Barat, Minggu (13/6/2021).TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma Uma Lengge (rumah adat) di Desa Wisata Maria, Wawo, Bima, Nusa Tenggara Barat, Minggu (13/6/2021).

Menurut dia, penilaian tersebut dan kategori lomba yang ada dapat dijadikan sebagai tolat ukur pariwisata dan ekonomi kreatif untuk mengembangkan desa wisata menjadi lebih berkualitas dan berkelanjutan.

Selain ada lomba tersebut, Vinsensius mengatakan bahwa pihaknya juga melakukan hal lain sebagai komitmen untuk mengembangkan desa wisata yakni program sertifikasi desa wisata.

Baca juga: Desa Wisata Kutuh di Bali, Punya Pemandangan Pantai Pandawa

Pada 2020, pihaknya telah memberikan sertifikasi desa wisata berkelanjutan kepada 16 desa wisata. Tahun ini, jumlahnya naik menjadi empat kali lipat.

“Tahun ini meningkat empat kali lipat. Ada 60 desa wisata yang akan disertifikasi oleh Kemenparekraf,” lanjut Vinsensius.

Produk wisata punya peran dalam pengembangan desa wisata

Dalam konferensi pers seputar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 pada Rabu (14/7/2021), Vinsensius mengatakan bahwa produk wisata memiliki andil dalam membuat desa wisata semakin berkembang.

Mengutip Kompas.com, Rabu, pengemasan produk wisata yang kreatif dan inovatif akan lebih menarik wisatawan dalam mengunjungi sebuah destinasi wisata, dalam hal ini desa wisata.

Baca juga: Desa Wisata Sindangkasih Garut, River Tubing di Pedesaan yang Asri

Adapun, pengemasan produk wisata menurutnya perlu didukung oleh sejumlah fasilitas. Di antaranya adalah tersedianya homestya, rumah makan, kafe, dan pusat informasi.

Kemudian sarana komunikasi yang baik, jaringan sinyal yang stabil, serta tersedianya air bersih dan listrik.

“Pengembangan desa wisata secara fisik tentunya harus diselenggarakan dengan pengembangan produk wisata non-fisik seperti budaya dan kearifan lokal masyarakatn,” jelas Vinsensius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com