Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas Pariwisata Gunungkidul: Lebih dari 7.000 Pelaku Wisata Terdampak PPKM

Kompas.com - 05/08/2021, 10:10 WIB
Markus Yuwono,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com -  Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gunungkidul menyebutkan, ada lebih dari 7.000 pelaku wisata terdampak secara ekonomi akibat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat yang terus diperpanjang.

Dampak Kebijakan tersebut diperkirakan lebih parah dibanding tahun 2020 yang merupakan awal pandemi Covid-19.

"Kali ini kemungkinan lebih banyak yang terdampak," kata Kepala Dispar Gunungkidul Asti Wijayanti saat ditemui wartawan di Wonosari, Rabu (4/8/2021).

Baca juga: PPKM Diperpanjang, Tempat Wisata di Gunungkidul Masih Tutup

Menurut dia, salah satu faktor kenapa dampak PPKM Darurat lebih parah adalah minimnya simpanan finansial pelaku wisata.

Saat penutupan di awal pandemi, pelaku wisata masih bisa bertahan hidup selama 3 sampai 4 bulan dengan simpanan yang dimiliki.

Namun saat penutupan kedua ini, dampaknya cukup besar. Saat tempat wisata buka lagi untuk uji coba, pemasukan belum sepenuhnya normal dan harus tutup lagi saat PPKM Darurat.

Baca juga: Masih PPKM, Petugas Putar Balik Kendaraan Wisatawan yang Nekat Datang ke Gunungkidul

Asti mengungkapkan jika Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berencana memberikan bantuan untuk memulihkan wisata dan Gunungkidul masuk didalamnya.

Dana yang disiapkan mencapai Rp 2,4 triliun. Namun untuk jumlah sasaran hingga bentuknya seperti apa disebut masih dibahas.

"Pastinya bukan tunai, tapi diarahkan untuk kegiatan-kegiatan yang mendorong wisata lebih siap saat akan dibuka kembali," tutur Asti.

Kebijakan pusat untuk menutup tempat wisata

Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengatakan bahwa penutupan kawasan wisata kebijakan dari pusat. Pihaknya tinggal mengikuti saja untuk meminta pelaku wisata Gunungkidul lebih sedikit bersabar.

Pada sisi lain, pihaknya turut mengapresiasi pelaku wisata yang hingga kini masih bersedia mengikuti peraturan pemerintah.

Sebelumnya, pemilik rumah makan di Pantai Kukup, Kelurahan Kemadang, Tanjungsari, Mujiyanto mengatakan, penutupan kawasan wisata selama hampir satu bulan menyebabkan dirinya tak mendapatkan penghasilan.

Pantai Wediombo, Gunungkidul.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Pantai Wediombo, Gunungkidul.

 

"Warung tutup, tetapi  segala kebutuhan tetap harus dipenuhi. Mulai makan hingga angsuran, terus berjalan," ucap Mujiyanto.

Dia khawatir jika penutupan kawasan wisata diperpanjang maka akan banyak warung makan atau tempat usaha di kawasan wisata tutup.

Saat ini dirinya praktis hanya mengandalkan tabungan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: PPKM Sampai 9 Agustus 2021, Ini Syarat Tempat Wisata yang Boleh Buka

 

"Lama kelamaan tabungan yang dimiliki habis dan ujung-ujungnya banyak yang gulung tikar," kata Mujiyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com