Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peziarah yang Sempat Hilang di Gunung Ungaran, Tidak Lewat Jalur Wisata Pendakian

Kompas.com - 07/08/2021, 16:16 WIB
Dian Ade Permana,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Tiga peziarah dengan tujuan Sendang Suroloyo Gunung Ungaran sempat hilang kontak sejak Kamis (5/8/2021) sebelum ditemukan oleh relawan pada Sabtu (7/8/2021) sekira pukul 11.00 WIB.

Mereka mendaki melalui Desa Nyantnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Jalur yang mereka daki pun berbeda dengan jalur wisata pendakian. Biasanya, pendaki menjangkau puncak tertinggi Ungaran (Puncak Banteng Raider dan Puncak Botak) via Perantunan atau basecamp Mawar. 

Baca juga: Curug Lawe Benowo di Ungaran, Air Terjun Indah dengan Lingkungan Asri

Menurut Kepala Desa Nyatnyono bernama Parsunto, kejadian tiga orang hilang ini adalah yang pertama kali.

"Sejak saya menjabat, ini adalah kejadian yang pertama. Memang jarang peziarah yang naik hingga Puncak Suroloyo," jelasnya saat dihubungi.

Parsunto mengatakan bahwa Puncak Suroloyo Gunung Ungaran secara geografis masuk ke dalam wilayah Perhutani.

"Tapi memang paling dekat itu Desa Nyatnyono, kalau jalan ke Puncak Suroloyo butuh waktu sekitar dua sampai tiga jam," tuturnya.

Puncak Suroloyo Gunung Ungaran, bukan tempat wisata

Selain sendang, para peziarah juga biasa ngalab berkah ke dua makam yang berada di bawah puncak. Yakni di dekat wilayah Ngipik ada Makam Mbah Ceguk atau Mbah Abdullah dan yang dekat di area hutan cemara ada Makam Mbah Nyai Suko.

"Itu bukan jalur pendakian, juga bukan untuk ritual ya. Tapi yang naik kesana itu biasanya punya maksud tertentu," kata Parsunto.

Menurut dia, jalur menuju Sendang Suroloyo memang sudah ada meski tidak terawat karena jarang dilalui. Bahkan, belum tentu dalam waktu satu bulan ada yang menuju Puncak Suralaya.

Tiga peziarah di Sendang Suroloyo Gunung Ungaran ditemukan dalam keadaan linglung.KOMPAS.com/Ist Tiga peziarah di Sendang Suroloyo Gunung Ungaran ditemukan dalam keadaan linglung.

"Ada juga jalur yang dibuat untuk para petani dari desa, kalau tidak terbiasa juga bisa tersesat karena cenderung itu jalan pintas dan khusus buat yang sudah hapal," terangnya.

Parsunto mengatakan, adanya kejadian tiga peziarah hilang kontak selama tiga hari tersebut memberi pelajaran untuk Pemerintah Desa Nyatnyono.

"Kami akan berupaya memerbaiki jalur agar memudahkan peziarah, ini demi keselematan semua," jelasnya.

Baca juga: Kopi Banaran di Ungaran Kini Punya Area Camping dengan Pemandangan Indah

Selain itu dia juga berpesan kepada peziarah agar saat datang ke lokasi memiliki niat yang baik.

"Kita di dunia ini tidak hidup sendiri, tapi berdampingan dengan dunia lain sehingga harus saling menghormati," kata Parsunto.

Dia juga meminta agar peziarah tidak berpisah dari rombongan dan saling menjaga, menjaga fisik, membawa logistik yang cukup, serta tidak berpikiran kosong.

"Yang penting niat kita baik, pasti akan menjadi baik karena semua akan kembali ke diri kita sendiri," tegas Parsunto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com