Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PAREKRAF

Tawangmangu Jadi Destinasi Wisata Kesehatan di Indonesia

Kompas.com - 26/10/2021, 15:49 WIB
Hotria Mariana,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) tengah mendorong pengembangan wellness tourism and herbal tourism (wisata kesehatan) di beberapa kota di Indonesia. Salah satunya, di Tawangmangu, Solo, Jawa Tengah (Jateng).

Wisata kesehatan sendiri merupakan kegiatan wisata yang mengedepankan peningkatan kesehatan, kebugaran fisik, serta pemulihan spiritual dan mental wisatawan.

Penetapan Tawangmangu sebagai destinasi herbal tourism bukan tanpa alasan. Daerah ini memiliki Rumah Riset Jamu Hortus Medicus atau Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) yang dinaungi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Selain itu, Tawangmangu juga punya program saintifikasi jamu. Dengan kata lain, keamanan, mutu, dan khasiat produk herba dari daerah ini sudah teruji secara ilmiah sehingga layak untuk dikonsumsi.

Potensi Tawangmangu sebagai herbal tourism di Indonesia juga didukung dengan kehadiran berbagai produk minuman herba. Hal ini semakin menambah daftar daya tarik wisata kesehatan di daerah tersebut.

Di samping Tawangmangu, konsep wellness tourism dan herbal tourism juga tengah diimplementasikan di Bali dan Yogyakarta. Kedua destinasi tersebut memiliki ciri khas tersendiri sehingga wisata kesehatan dinilai potensial untuk dikembangkan.

Baca juga: Salatiga Menuju Kota Gastronomi Kelas Dunia

Ilustrasi meracik jamu.Shutterstock/Odua Images Ilustrasi meracik jamu.

Olahan jamu asli Tawangmangu

Setidaknya, ada sekitar 800 jenis herba yang dibudidayakan di Tawangmangu. Seluruh tanaman di daerah ini berkhasiat mencegah sekaligus mengobati berbagai penyakit.

Contohnya, sambiloto yang membantu mencegah diabetes. Kemudian, pace yang kaya akan antioksidan. Ada pula tempuyung untuk melancarkan air seni dan daun handeuleum untuk mengatasi wasir.

Tak sampai di situ, masih ada kunyit untuk mengobati mag, seledri untuk hipertensi, daun jambu biji untuk diare. Semua khasiat ini telah diuji secara klinis.

Selain jamu-jamuan, Tawangmangu juga mengembangkan potensi aroma terapi, meditasi, makanan sehat, hingga jelajah alam. Seluruh informasi tentang sejarah jamu dan tradisi herba Jawa akan diberikan dalam satu paket wisata.

Bahkan, wisatawan yang berkunjung ke Tawangmangu juga bisa mengunjungi B2P2TOOT yang terdiri dari klinik saintifikasi, laboratorium, griya jamu, museum, ruang sinema, perpustakaan, serta rumah kaca adaptasi dan pelestarian tanaman obat.

Pengembangan herbal tourism di Tawangmangu diharapkan dapat menjadi perpaduan antara pengobatan, nilai ekonomis, wisata, dan edukasi yang dapat mengenalkan ramuan herbal asli Indonesia ke kancah internasional.

Terlebih, wisata kesehatan punya pasar yang besar. Hal ini terlihat dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang menghabiskan sekitar 11 miliar dollar Amerika Serikat (AS) setiap tahun untuk berwisata kesehatan di luar negeri.

Karena itu, mengembangkan wisata kesehatan di Indonesia menjadi langkah tepat, khususnya herbal tourism. Ini mengingat negara memiliki sekitar 7.000 herba dan rempah yang kerap digunakan untuk menjaga kesehatan, kebugaran, dan penyembuhan.

Selain itu, Indonesia juga punya tradisi mengolah herba menjadi ramuan jamu berkhasiat untuk kebugaran dan pengobatan. Bahkan, marak digunakan untuk perawatan tubuh dan kecantikan.

Baca juga: Tren Pameran Digital Museum Selama Pandemi Covid-19

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com