Fosil-fosil, seperti kerang dan cangkang penyu dikelompokkan sendiri yang menunjukkan bahwa Sangiran dulunya sempat menjadi lautan.
Selanjutnya ada fosil hewan rawa, seperti buaya dan kuda nil yang dikelompokkan sendiri untuk menunjukkan bahwa fosil-fosil itu ditemukan saat Sangiran menjadi rawa.
Koleksi fosil selanjutnya adalah banteng purba, kancil purba, dan kerbau purba. Ada pula fosil harimau Jawa. Fosil-fosil ini disendirikan untuk menunjukkan bahwa Sangiran sudah menjadi daratan saat hewan-hewan itu ada.
Baca juga: Situs Kali Ngalang, Pantai Purba Jutaan Tahun Lalu di Gunungkidul
Ada pula peninggalan fosil-fosil hewan yang sudah punah, yakni Stegodon dan Mastodon. Keduanya merupakan nenek moyang Gajah.
Selain fosil hewan, fosil peradaban manusia purba juga ditampilkan di Museum Sangiran. Manusia purba yang fosilnya banyak ditemukan di Sangiran adalah Homo Erectus.
Santoso menjelaskan bahwa manusia purba itu masih hidup dengan cara berburu dan belum menetap.
Ditampilkan pula beberapa perlengkapan purba yang digunakan mereka, seperti kapak dan bola dari batu.
Gambaran kehidupan manusia purba Homo Erectus ditampilkan di ruang tiga. Tampak diorama yang menggambarkan kehidupan mereka saat berburu hewan.
Baca juga: Rute Menuju Kali Ngalang, Pantai Purba di Pegunungan Gunungkidul
Jika ingin berkunjung ke Museum Sangiran, maka harga tiket masuknya adalah Rp 8.000 untuk wisatawan domestik.
Apabila menggunakan jasa pemandu, biayanya seikhlasnya. Saat itu, Kompas.com membayar jasa pemandu Rp 50.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.