Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2022, 15:03 WIB
Ulfa Arieza ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pecinan atau Chinatown merupakan sebuah kota atau kawasan di luar China yang mayoritas penghuninya adalah etnis Tinghoa. Mereka merantau di seluruh penjuru dunia kemudian menetap di wilayah tersebut.

Sesuai namanya, wilayah Pecinan kental akan budaya China. Mulai dari dominasi warna merah pada setiap bangunan, tempat ibadah kelenteng, hingga aksesoris dan kuliner khas China.

Kawasan ini makin semarak saat perayaan hari besar warga keturunan China, seperti tahun baru Imlek. Selain ibadah, biasanya ada pertunjukan barongsai maupun sajian kuliner di kawasan Pecinan.

Baca juga: Melihat Kampung Pecinan di Senggarang Kecil

Indonesia juga memiliki sejumlah kawasan Pecinan. Berikut 8 Pecinan di Indonesia yang penuh sejarah seperti dirangkum Kompas.com:

1. Petak Sembilan Glodok, Jakarta

Pecinan ini merupakan salah satu Pecinan terbesar di DKI Jakarta. Lokasinya berada di kompleks Kota Tua, Jakarta Utara.

Menjelang perayaan tahun baru China (Imlek) 2571, Pedagang pernak-pernik Imlek mulai memadati kawasan Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Selasa (14/1/2020). Berbagai macam dagangan seperti lampion, pakaian, bunga hiasan, dan angpau dijual dengan variasi harga yang berbeda.KOMPAS.com/M ZAENUDDIN Menjelang perayaan tahun baru China (Imlek) 2571, Pedagang pernak-pernik Imlek mulai memadati kawasan Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Selasa (14/1/2020). Berbagai macam dagangan seperti lampion, pakaian, bunga hiasan, dan angpau dijual dengan variasi harga yang berbeda.

Mengutip Kompas.com, Sabtu (28/01/2012), ada sejumlah tempat ibadah di kawasan Pecinan Glodok. Meliputi, Wihara Bhudi Dharma, atau yang lebih dikenal dengan Kelenteng Jin De Yuan, Wihara Ariya Marga atau Lamceng Tee Bio, dan Kelenteng Tang Seng Ong Se.

Area dalam kawasan Pecinan Glodok yang terkenal yaitu Petak Sembilan. Sejarah nama Petak Sembilan karena dulunya tempat ini merupakan kawasan perdagangan dengan sembilan petak.

Baca juga: 2 Tempat Legendaris untuk Seruput Teh dan Kopi di Pecinan Glodok

Banyak aktivitas yang bisa dilakukan saat mengunjungi Petak Sembilan ini. Pengunjung bisa menikmati kuliner khas China dan berbelanja suvenir.

2. Pecinan Singkawang, Kalimantan Barat

Pecinan Singkawang merupakan salah satu Pecinan terbesar di Indonesia. Lokasinya berada di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

Ritual buka mata naga dalam perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2569 yang dipusatkan di Vihara Tri Dharma Bumi Raya, Singkawang, Kalimantan Barat, Rabu (28/2/2018). Sebanyak 9 replika naga dari Santo Yosep Singkawang Group melakukan ritual buka mata naga dan memecahkan rekor di Museum Rekor Indonesia kategori replika naga terbanyak yang dibuat oleh satu grup.KOMPAS.com/YOHANES KURNIA IRAWAN Ritual buka mata naga dalam perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2569 yang dipusatkan di Vihara Tri Dharma Bumi Raya, Singkawang, Kalimantan Barat, Rabu (28/2/2018). Sebanyak 9 replika naga dari Santo Yosep Singkawang Group melakukan ritual buka mata naga dan memecahkan rekor di Museum Rekor Indonesia kategori replika naga terbanyak yang dibuat oleh satu grup.

Pecinan Singkawang memiliki beberapa peninggalan arkeologis, seperti kelenteng tua, bangunan masa kolonial Belanda, dragon kiln atau tungku pembakaran keramik, hingga rumah tua dengan arsitektur China.

Kota Singkawang dikenal dengan sebutan kota Seribu Kuil karena di setiap sudutnya dapat ditemui banyak bangunan vihara atau kelenteng. Salah satu yang terkenal adalah Wihara Tri Dharma Bumi Raya.

3. Pecinan Semarang, Jawa Tengah

Lokasi Pecinan di Semarang tak jauh dari kawasan Kota Lama Semarang. Mengutip Kompas.com, Selasa (11/01/2022), asal mula Pecinan Semarang erat kaitannya dengan pemberontakan etnis Tionghoa di Batavia (Jakarta), atau yang peristiwa Geger Pecinan.

Salah satu klenteng di Kawasan Pecinan Semarang.Maulana Ramadhan/TribunJateng Salah satu klenteng di Kawasan Pecinan Semarang.

Akibat pembantaian yang dilakukan Kolonial Belanda, maka banyak warga keturunan China yang berpindah dari Batavia ke Semarang. Perpindahan besar-besaran terjadi pada 1740.

Kompleks Pecinan Semarang mengalami beberapa kali perpindahan. Perpindahan dilakukan sesuai dengan kebijakan pemerintah Hindia Belanda sebagai upaya mengumpulkan warga keturunan China.

Baca juga: Berburu Jajanan Kue Khas Imlek di Pecinan Bogor

Pecinan Semarang memiliki kompleks pasar yaitu Pasar Semawis, yang menyerupakai Petak Sembilan Glodok. Pasar Semawis menjual banyak pernak-pernik khas China.

4.Kampung Sudiroprajan, Solo

Pecinan si Solo berada di Kampung Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Solo. Lokasinya, berada di belakang salah satu ikon Solo, Pasar Gede.

Potret 1000 lampion yang dipasang di kawasan Pasar Gede Kota SoloFristin Intan/Kompas.com Potret 1000 lampion yang dipasang di kawasan Pasar Gede Kota Solo

Mengutip situs Surakarta.go.id, Kampung Sudiroprajan dulunya adalah pasar keraton. Hingga kini, wilayah tersebut merupakan salah satu pusat perdagangan di Solo.

Etnis China di Kampung Sudiroprajan telah melebur menjadi satu dengan Suku Jawa. Dari perpaduan tersebut, tercipta rangkaian tradisi untuk menyambut hari bersa setiap tahunnya, misalnya Sedekah Bumi Buk Teko, Ritual Umbul Mantram dan Grebeg Sudiro.

Grebeg Sudiro merupakan tradisi paling menonjol yang biasanya diadakan untuk menyambut Imlek. Tradisi khas Grebeg Sudiro adalah Festival Lampion di Jalan Sudirman dan Pasar Gede.

Baca juga: Kawasan Pecinan Magelang Bakal Jadi Borobudur Street Market

Ribuan lampion khas Tionghoa berwarna merah tampak meriah menggantung di jalan. Selain itu, ada lampion shio sesuai dengan tahun baru Imlek.

5. Pecinan Surabaya

Pecinan Surabaya atau yang dikenal dengan Kya-kya Surabaya berlokasi di Jalan Kembang Jepun, Bongkaran, Kecamatan Pabean, Kota Surabaya. Kya-Kya berasal dari bahasa Hokkian yang berarti jalan-jalan.

Mengutip situs Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, Kembang Jepun dulunya adalah kawasan bisnis utama dan pusat kota Surabaya.

Saat ini, kawasan ini tetap menjadi salah satu sentra bisnis, meskipun bukan yang utama di Kota Pahlawan. Kawasan ini terkenal sebagai pusat perdagangan grosir, yang kemudian dikenal sebagai central business district (CBD) I Kota Surabaya.

Pedagang etnis Tionghoa menjadi bagian dari perkembangan kawasan Kya-kya di Kembang Jepun ini. Beberapa fasilitas hiburan di masa lalu masih bisa dinikmati hingga saat ini, antara lain Restoran Kiet Wan Kie.

Baca juga: 3 Pilihan Jajanan Pinggiran di Pasar Pecinan MOI

Di Kya-kya berdiri Kelenteng Hok An King dan Rumah Abu Keluarga Han yang sudah menjadi cagar budaya. Seperti kebanyakan Pecinan lainnya, Kya-kya juga dihiasi bangunan dengan ornamen khas Tionghoa.

6. Pecinan Medan

Pecinan di Medan juga dikenal dengan Kesawan Square. Kawasan ini merupakan tempat tertua di Kota Medan yang berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Medan, Kecamatan Medan Barat.

Rumah Tjong A Fie resmi dibuka untuk umum pada 18 Juni 2009, sekaligus memperingati ulang tahunnya yang ke-150 tahunKOMPAS.COM/MEI LEANDHA ROSYANTI Rumah Tjong A Fie resmi dibuka untuk umum pada 18 Juni 2009, sekaligus memperingati ulang tahunnya yang ke-150 tahun

Mengutip TribunMedanWiki, Rabu (22/1/2020), seorang sejarawan Kota Medan Budi Agustono menjelaskan, Kesawan dahulunya menjadi pusat perdagangan di Kota Medan dan Sumatera Timur pada masa Kolonialisme.

Sebab, letaknya sangat strategis serta dekat ke jantung kota dan Pelabuhan Belawan. Peletak dasar pembangunan Kesawan adalah dua taipan keturunan Tionghoa Kolonial, yaitu Tjong Yong Hian, dan, Tjong A Fie.

7. Pecinan Magelang

Kawasan Chinatown berikutnya adalah Pecinan Magelang, Jawa Tengah. Kawasan ini berada sekitar 10 kilometer dari Candi Borobudur.

Pecinan di Kota Magelang, Jawa Tengah (Dok. Humas Kota Magelang) Pecinan di Kota Magelang, Jawa Tengah (Dok. Humas Kota Magelang)

Mengutip situs Humas Kota Magelang, kawasan Pecinan menjadi area utama hunian warga keturunan China, sekaligus pusat perekonomian.

Dahulu, pemerintah Kolonial Belanda menerapkan tata kota sesuai kawasan hunian berbasis ras. Mereka membagi penduduk menjadi tiga ras, yakni golongan warga Eropa, Asia Timur (Arab dan Tionghoa), dan pribumi.

Warga Eropa saat itu bermukim di bagian barat kota yang memang memiliki kontur sesuai dengan kondisi Eropa, agak berada di ketinggian. Sedangkan warga Tionghoa ditempatkan di selatan alun-alun, dan warga Arab berada di sisi barat alun-alun.

Baca juga: Mal Ini Tawarkan Aneka Jajanan khas Pasar Pecinan

Sepanjang kawasan Pecinan Magelang masih banyak ditemukan bangunan yang mempertahankan gaya arsitektur awal 1900-an.

8. Kampung Pecinan Ketandan, Yogyakarta

Kampung Pecinan Ketandan berada di kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta. Lokasinya ada di kiri jalan sebelum Pasar Beringharjo.

Gapura Kampung Ketandan yang berada di Kawasan Malioboro YogyakartaKOMPAS.com / WIJAYA KUSUMA Gapura Kampung Ketandan yang berada di Kawasan Malioboro Yogyakarta

Wisatawan yang sedang berjalan-jalan di area tersebut akan melihat gapura khas China di kiri jalan.

Biasanya, di Kampung Ketandan akan digelar Pekan Budaya Tionghoa, terutama jelang Tahun Baru Imlek.

Dikutip Kompas.com, Senin (8/2/2016), Kampung Ketandan berperan penting dalam perkembangan etnis Tionghoa di Yogyakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com