Tak hanya itu, warga Tionghoa juga banyak yang menyimpan guci di dalam rumah mereka, sebagai ornamen untuk menyimpan hal-hal tidak baik sebelum masuk ke rumah.
Hans mengatakan, tradisi -tradisi seperti ini umumnya masih digunakan meskipun tidak sebanyak zaman dahulu.
"Masih ada ya, tapi mungkin tidak banyak. Ada yang memasang Bagua dan biasanya dipake di rumah tinggal. Kalo yang kita lewati, rumah yang sudah sudah dicampur dengan niaga (toko). Tapi kalo rumah jaman dulu sudah bisa dipastikan ada," terang dia.
Baca juga: 5 Fakta Seputar Barongsai yang Keluar Setiap Imlek
Selanjutnya, peserta tur melewati rumah lama seorang Tionghoa yang merupakan saudagar kaya dan terkenal, keluarga Shouw.
Salah satu ciri rumah-rumah orang kaya Tionghoa salah satunya adalah memiliki atap-atap yang runcing, dengan bentuk seperti ekor burung walet.
Selain itu, atap-atap rumah biasanya memiliki ukiran berbentuk binatang dan bunga yang berwarna-warni.
"Hampir semua orang kaya Tionghoa pakai itu, atap runcing dan ukiran karena menunjukkan status sosial tinggi," kata Hans.