Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Wisata Cuntel: Mau Glamping, Agrowisata, atau Sekadar Cuci Mata di Lereng Merbabu, Bisa!

Kompas.com - 24/05/2022, 14:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Melintasi jalan selebar empat meter, berselang-seling antara jalur beton rapi dan aspal berlubang, deretan lokasi wisata akan gampang saja dijumpai. Di antaranya ada Embun Merbabu, Latar Merbabu, Merbabu View & Cafe, Merbabu Sae, Merbabu Park, Bukit Harapan Cuntel, Pinus Cuntel, dan Awan Putih.

"Sejak tahun lalu, camping dan glamping jadi tren," ujar Joko.

Pilihan untuk dua tren itu berserak di lereng utara Merbabu. Sudah jauh-jauh hari, kawasan ini telah menjadi lokasi berkemah bahkan kegiatan live in siswa dari sekolah-sekolah tertentu di Kota Salatiga. Sebut saja pilihannya antara lain Awan Putih, Pinus Cuntel, dan Bukit Harapan Cuntel. 

Untuk menyaksikan pesona semesta dari ketinggian lereng Merbabu, bila tak mau keluar biaya pun ada gardu pandang Kopeng. Bahkan, berpose dengan motor diparkir di tengah lajur jalan yang diapit kebun-kebun sayuran warga berlatar Gunung Merbabu sudah bisa menjadi lokasi untuk foto-foto instragamable

Adapun jika hendak menikmati pesona semesta berteman kopi, Merbabu View & Cafe bisa jadi salah satu pilihan relatif paling anyar saat ini. Tersedia lokasi-lokasi untuk berfoto dengan rancangan menempatkan puncak empat gunung di kejauhan sebagai latar. Memotret punggung Gunung Merbabu dari sini juga ciamik.

Jalan mendaki menuju Dusun Cuntel, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Gambar diambil pada Rabu (18/5/2022).KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Jalan mendaki menuju Dusun Cuntel, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Gambar diambil pada Rabu (18/5/2022).

Butuh tempat menginap selain tenda, kawasan ini menyediakan ragam pilihan dari losmen sampai kabin yang memang disewakan. Ingin berenang, ada kolam renang di Taman Wisata Kopeng, selain di air terjun Umbul Songo di dalam Taman Nasional Gunung Merbabu. 

Kuliner? Apa pun makanannya, pilihannya hanya dua, yaitu enak dan enak banget. Sudah begitu, terutama buat orang kota, murah harganya. 

Merbabu View di Cuntel, Kopeng, Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menyediakan pilihan makanan dan minuman tradisional dan kekinian. Seluruh bahan dapur kafe ini didapat dari warga Cuntel, baik produksi sendiri maupun yang dijual di warung setempat. Gambar diambil pada Rabu (18/5/2022).KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Merbabu View di Cuntel, Kopeng, Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, menyediakan pilihan makanan dan minuman tradisional dan kekinian. Seluruh bahan dapur kafe ini didapat dari warga Cuntel, baik produksi sendiri maupun yang dijual di warung setempat. Gambar diambil pada Rabu (18/5/2022).

Wisata Cuntel boleh dibilang merupakan secercah berkah tak terduga dari pandemi. Meski alamnya tak berubah, penggarapan serius kawasan ini untuk menjadi objek wisata beririsan waktu dengan pandemi.

Sebelumnya, Kopeng memang sudah menjadi kawasan wisata. Berdasarkan penelusuran arsip Kompas, kawasan ini mulai digagas menjadi lokasi wisata sejak 1979. Pengerjaannya sebagai penyangga wisata dimulai pada 1980. 

Namun, seperti kata Joko, Kopeng lebih dirasa sebagai tempat mampir semata pada waktu-waktu lalu.

Lokasinya yang menjadi jalur alternatif menuju Yogyakarta lewat Magelang, adalah salah satu sebab. Selebihnya, Kopeng termasuk Cuntel cenderung diakrabi oleh para pendaki, penikmat wisata luar ruangan, warga lokal, serta bakul sayur dan kembang saja. 

ARSIP KOMPAS Cerita kiriman pembaca harian Kompas tentang wisata ke Kopeng yang tayang di edisi 20 Juli 1974

Cuntel masih punya banyak cerita dan sisi lain. Tak dapat dimungkiri, Cuntel tetaplah bagian dari Gunung Merbabu, salah satu gunung api aktif yang lama tidur nyenyak.

Tak hanya itu, Gunung Merbabu pun masih menyimpan misteri. Salah satunya terkait naskah kuno yang dikenal sebagai Naskah Merapi Merbabu.

Naskah Merapi Merbabu masih teramat minim diteliti apalagi terpublikasi. Naskah ini diyakini merupakan mata rantai yang hilang sekaligus penting dari sejarah Jawa.

Pun, di punggung utara gunung yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Boyolali ini ada desa-desa yang mayoritas warganya beragama Buddha, ketika jejak Hindu tinggal berupa artefak.

Baca juga: Tradisi Waisak di Ngroto Sumogawe: Dari Sungkeman, Kenduren, sampai Lebaran Waisak

Kisah Cuntel, Kopeng, dan lereng Gunung Merbabu belumlah tamat di tulisan ini.

 

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com