Hal inilah yang membedakan pariwisata berkelanjutan dengan pariwisata konvensional.
Dalam pariwisata konvensional, pariwisata hanya dipandang sebagai industri, dan karena itu, pariwisata hanya digunakan sebagai instrumen untuk meningkatkan perekonomian.
Sebaliknya, dalam pariwisata berkelanjutan, pariwisata dipandang sebagai bagian dari hak asasi manusia.
Dalam pariwisata berkelanjutan, tujuan dari pariwisata ialah lebih dari sekadar memberikan manfaat ekonomi. Pariwisata berkelanjutan bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Oleh karena itu, pariwisata berkelanjutan tidak hanya berfokus pada bagaimana memajukan ekonomi, tetapi juga bagaimana membangun perdamaian dan menegakkan hak asasi manusia.
Dalam pariwisata berkelanjutan, indikator keberhasilannya ialah kualitas interaksi antara wisatawan dan masyarakat, bukan jumlah wisatawan dan pengeluaran wisatawan seperti dalam pariwisata konvensional.
Karena jumlah wisatawan dan pengeluaran wisatawan merupakan indikator keberhasilan dalam pariwisata konvensional.
Namun, alam dan manusia dieksploitasi. Warisan alam dan keanekaragaman hayati diabaikan demi keuntungan ekonomi semata.
Dalam pariwisata berkelanjutan, menjaga proses ekologi dan melestarikan warisan alam dan keanekaragaman hayati adalah keharusan.
Budaya tuan rumah wajib dihormati dan nilai-nilai tradisional mereka wajib dilestarikan. Tujuannya ialah membangun toleransi budaya antara wisatawan dan masyarakat tuan rumah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.