LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Jam baru menunjukkan pukul 21.00 WIB saat kami tiba di Jalan Teungku Chik Ditiro, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Di lokasi inilah Tama Kopi berdiri, satu setengah tahun lalu.
Sejumlah mobil dan sepeda motor terparkir di kiri-kanan jalan. Kafe ini menerapkan konsep untuk semua usia, sehingga tiap sudutnya seakan dirancang sesuai keinginan konsumen, sesuai umurnya.
Baca juga:
Lihat saja misalnya, lantai atas langsung beratapkan langit. Bintang terlihat jelas. Bagian ini dibagi dua, yang satu lengkap dengan kursi dan meja, sedangkan satunya bagian lesehan.
Di bagian bawah, satu sudut dilengkapi meja dan kursi, layaknya warung kopi Aceh pada umumnya. Kursi jenis ini lazimnya digunakan oleh para generasi lawas untuk berbincang.
Bagian depan dibiarkan lengkap dengan tempat duduk dan sandaran ke dinding, serta cahaya lampu yang ditata sedemikian rupa. Cukup Instagramable.
Khusus di bagian dalam, didesain untuk pengunjung yang ngopi sambil bekerja, lengkap dengan pendingin ruangan dan meja. Di bagian itu, silakan buka laptop sambil bekerja dan ngopi sepuasnya.
Suasana Idul Adha masih sangat terasa. Di Aceh, Lebaran yang dikenal dengan sebutan Lebaran Qurban ini sama khidmatnya dengan Lebaran Idul Fitri. Tak heran banyak kafe tutup.
Jika pun dibuka, hanya dengan menu terbatas, seperti aneka kopi, teh, dan penganan ringan seperti kentang goreng.
“Kami buka sejak pukul 10.00 WIB hingga tengah malam,” kata seorang pekerja di kafe tersebut, Fitra Anil Nasution.
Baca juga: Indahnya Pantai Lancok Aceh Utara yang Punya Kuliner Mi Kepiting Lezat
View this post on Instagram
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.