Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Lebih Dekat Kehidupan Suku Abui di Desa Adat Takpala Alor, NTT

Kompas.com - 27/08/2022, 21:01 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Desa Adat Takpala merupakan kampung tradisional di kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Keunikan kampung ini adalah, masyarakatnya masih mempertahankan kehidupan tanpa listrik di seluruh area permukimannya.

Berada di atas lereng bukit, akses menuju desa membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor.

Baca juga: Desa Wisata Marisa di Alor, Keindahan Bawah Laut yang Belum Bisa Dinikmati Wisatawan

Makin dekat, jalanan pun semakin menyempit dan terjal. Kompas.com berkesempatan melihat langsung kehidupan tradisional suku ini, dalam "Reward Trip Epson X Yayasan WWF Indonesia", Sabtu (27/8/2022).

Begitu sampai, rombongan disambut tarian khas yang disebut Lego-lego, bermakna "persatuan atau susah-senang selalu bersama-sama".

Para perempuan Abui mengenakan kain tenun dengan rambut terurai. Sedangkan pria Abui mengenakan perlengkapan perang, seperti panah dan parang.

Di kampung ini, terdapat 14 rumah adat tradisional atau rumah lopo Suku Abui yang dihuni satu keluarga di setiap rumah.

Baca juga: Hiu Tikus Diyakini Bisa Jadi Ikon Wisata Bahari di Alor NTT

Adapun dalam satu keluarga masyarakat Desa Adat Takpala biasanya terdiri dari empat sampai tujuh orang anggota keluarga.

Secara keseluruhan, rumah Desa Adat Takpala terdiri atas empat macam rumah atau ruangan, yakni ruangan menerima tamu, rumah tempat memasak dan tidur, gudang penyimpanan jagung dan ubi, serta rumah sakral.

Tari Lego, tarian khas suku Abuy, Desa Takpala, AlorARSIP KOMPAS TV Tari Lego, tarian khas suku Abuy, Desa Takpala, Alor

Rumah sakral ini berada persis di tengah kampung. Dua rumah tersebut tidak bisa dibuka sembarang orang dan hanya boleh dimasuki suku tertentu saja.

"Dua rumah di tengah adalah rumah sakral, tidak bisa dihuni. Hanya dibuka satu tahun sekali saat ritual buka lahan," kata Kepala Sanggar Desa Adat Takpala bernama Sipri kepada Kompas.com, Sabtu.

Baca juga: Pantai Sebanjar Alor NTT, Wisata Pasir Putih dan Sunset yang Menawan

Rumah satu dinamakan Kolwat (hitam) dan satunya Kanuruwat (putih). Sapri bercerita bahwa dulu menurut nenek moyang suku Abui, rumah Kolwat adalah rumah yang identik dengan hal-hal gelap dan jahat. Lalu rumah Kanuruwat dianggap sebagai rumah yang suci.

Kedua rumah ini hanya boleh dibuka dan dimasuki oleh sub suku Marang saja saat pembukaan lahan satu tahun sekali.

"Abui itu suku secara umum, ada tiga sub suku Abui, ada Kapitang, Marang dan Awenni. Suku Marang itu yang punya hak untuk masuk dan membuka pintu," tutur Sipri.

Rumah Adat Suku Abui di Desa Adat Takpala, Alor, NTT.KOMPAS.com/WASTI SAMARIA SIMALUNGSONG Rumah Adat Suku Abui di Desa Adat Takpala, Alor, NTT.

Sementara dua suku lainnya baru boleh memasuki rumah itu, jika mereka adalah anak sulung dari masing-masing suku tersebut.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com