Aktivitas karnaval ini diharapkan turut menghidupkan kembali roda perekonomian setempat setelah Covid-19 mereda.
Selain itu, Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, keterlibatan ASN dalam karnaval juga untuk membangkitkan semangat nasionalisme. Sebab, ASN menurutnya merupakan contoh bagi masyarakat.
"Saya ingin ngukur ASN yang semestinya menjadi contoh pada masyarakat berkaitan dengan memiliki nilai patriotisme tinggi. Maka ASN mewajibkan ikut berjalan," ujarnya.
Baca juga: 7 Tempat Wisata Malang Dekat Stasiun, Bisa Jalan Kaki
Salah satu pedagang kaki lima (PKL) tahu petis, Doyin (50) asal Bululawang, Kabupaten Malang mengaku baru dua jam berjualan di lokasi tersebut namun sudah cukup meraup untung.
Saat itu, ia mengatakan sudah meraup omzet sekitar Rp 100.000. Padahal, pada hari biasa atau tidak ada kegiatan keramaian masyarakat, angka tersebut didapatkannya setelah berjam-jam keliling berjualan.
"Ramai, mas. Ada yang beli Rp 5.000, Rp 10.000, ini saja sudah setengahnya (dari jumlah keseluruhan tahu yang dibawa) terbeli semua. Kalau hari biasa ya baru siang nanti laku segini," katanya.
Baca juga: 10 Wisata Alam Malang, Surga Tersembunyi di Jawa Timur
Dia berharap, kegiatan serupa dapat kembali diadakan karena dinilai memberikan keuntungan bagi pedagang kecil.
"Bulan kemarin (Agustus) sama sekarang sering ada karnaval, beberapa waktu lalu di Dau, Sengkaling (Kabupaten Malang). Hari ini mudah-mudahan sebentar lagi habis semua, biar saya cepat pulang," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.