Setelah menyebar udhik-udhik, Ngarsa Dalem akan mendengarkan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW dengan mengenakan simping melati di telinga, sebagai lambang bahwa raja selalu mendengarkan keluh kesah rakyatnya.
Adapun prosesi Kondur Gangsa ini juga dapat disaksikan masyarakat secara langsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Kami akan membuka pelataran Kagungan Dalem Masjid Gedhe saat penyebaran udhik-udhik yang dibagikan kepada masyarakat umum, namun jumlahnya tetap dibatasi,” tambahnya.
Baca juga: Keraton Yogyakarta Tiadakan Grebeg Maulud dan Sekaten 2020
Kanjeng Jayaningrat juga mengatakan bahwa prosesi Grebeg Maulud dengan arak-arakan prajurit dan gunungan yang dijadwalkan pada Sabtu (8/10/2022) pagi atau 12 Mulud Ehe 1956 tahun ini masih ditiadakan, formasinya masih sama seperti sebelumnya yakni pembagian pareden gunungan.
Bregada atau prajurit Keraton pun turut terlibat dalam peringatan Hajad Dalem Sekaten ini.
Wakil Penghageng Tepas Keprajuritan Keraton Yogyakarta, KRT Wiraningrat, memaparkan bahwa saat Miyos Gangsa, Bregada Jagakarya dan Bregada Prawiratama/Patangpuluhan akan mengawal iring-iringan gamelan dari Bangsal Pancaniti hingga ke Masjid Gedhe.
Baca juga: Sejarah, Peraturan Unik, dan Wisata Keraton Yogyakarta
Sementara itu, saat Kondur Gangsa, akan ada empat bregada yang menjadi pengiring saat gamelan diusung, yaitu Bregada Wirabraja, Ketanggung, Mantrijero, dan Prawiratama/Patangpuluhan.
“Selain mengiringi prosesi keluar masuknya gamelan, para bregada ini juga bertugas menjaga keamanan dan mengatur kerumunan masyarakat agar prosesi berjalan tertib dan lancar,” ujarnya.
Terkait rute, tambahnya, baik Miyos maupun Kondur Gangsa tidak akan melewati Alun-alun Utara.
“Iring-iringan Miyos Gangsa akan dimulai dari Bangsal Pancaniti, lalu ke utara menuju Sitihinggil, Pagelaran lalu ke barat hingga ke Masjid Gedhe," katanya.
Lebih lanjut, Kanjeng Wiraningrat memaparkan bahwa tahun ini ada beberapa perubahan tatanan, khususnya pada paraga dan pengageman (pakaian).
Pada gelaran sebelumnya, paraga untuk mengusung gangsa (gamelan) atau kanca gladag dan kanca bekaken yang membawa lilin biasanya dari masyarakat umum. Tahun ini, paraga-nya diganti menjadi prajurit bregada.
Baca juga: Mengenal Prajurit Keraton Yogyakarta Melalui Paket Wisata Bregada Adventure
“Selain itu, untuk kapten atau wedana yang biasanya memakai busana peranakan dan iket/udeng, sekarang diubah menjadi memakai busana beskap hitam dan kuluk,” ujar dia.
Kanjeng Wiraningrat menambahkan bahwa dalam persiapan Hajad Dalem Sekaten ini, para bregada telah melaksanakan gladi kotor Miyos Gangsa pada Minggu (25/10/2022).
Sementara, gladi kotor Kondur Gangsa akan dilaksanakan Senin (3/10/2022) dan gladi bersih Kondur Gangsa digelar Rabu (5/10/2022).
Baca juga: Bregodo Jogo, Prajurit Keraton Yogyakarta Sejak Hamengkubowono I
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.