Pura Bali Rambut Siwi berlokasi di timur Desa Yeh Embang, Distrik Mendoyo, Kabupaten Jembrana.
Letaknya yang ada di jalan raya Gilimanuk-Denpasar membuat pura ini relatif mudah dijangkau.
Dikutip dari situs Pemerintah Kabupaten Jembrana, Pura Rambut Siwi adalah salah satu pura dang kahyangan atua tempat suci yang dibangun untk menghormati guru-guru suci.
Baca juga: 3 Destinasi di Indonesia yang Dikunjungi Ratu Elizabeth II, Ada Bali
Lokasi pura ini ada di atas tebing di pingir pantai, sehingga menyuguhkan panorama laut Samudera Hindia lepas yang indah dan menenangkan, serta kental aura spiritual.
Pura Pulaki berlokasi di tepi jalan raya Singaraja-Gilimanuk. Dikutip dari situs Pemerintah Kabupaten Buleleng, pura ini merupakan pura kahyangan jagat yang dipuja seluruh umat Hindu di Bali.
Sejak dipugar pada 1984, Pura Pulaki tampak megah dan luas, sehingga memungkinkan banyak umat Hindu sembahyang bersama dengan lebih leluasa.
Pura ini pun merupakan pusat dari serangkaian pura di sekitarnya, seperti Pura Kerta Kawat, Pura Melanting, Pura Pabean, dan Pura Pemuteran.
Letak vihara ini sebetulnya berlokasi di tengah Bali, namun sayang untuk melewatkannya jika kamu tengah pelesir di Bali Barat.
Dikutip dari Kompas.com (20/09/2022), lokasi vihara ini ada di Jalan Raya Pupuan, Kecamatan Pupuan, Tabanan.
Baca juga: 5 Aktivitas di Taman Dedari Bali, Foto dengan Patung Setinggi 10 Meter
Daya tarik utama vihara ini adalah patung Buddha tidur raksasa yang dicat putih.
Perpaduan warna putihnya tampak serasi dengan langit biru saat cerah. Oleh karena itu, banyak wisatawan berpose di depan patung ketika mampir ke destinasi ini.
Monumen ini berdiri di sebuah lahan luas, yang sekitarnya adalah kawasan Taman Nasional Bali Barat.
Menurut situs Direktori Pariwisata yang dikelola Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, monumen ini dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan yang melakukan pertempuran laut pertama dalam sejarah Republik Indonesia, tepatnya terjadi pada 4 April 1946.
Operasi Lintas Laut Jawa-Bali dilakukan sepanjang April hingga Juli 1946.
Baca juga: 9 Wisata Pantai di Tabanan Bali, Tak Cuma Tanah Lot
Di atas monumen terdapat patung jangkar kapal, sementara di pinggir monumen ada jalan yang mengelilinginya untuk mencapai puncak.
Jika sampai di atas monumen, pengunjung bisa melihat gambaran pertempuran yang terjadi saat itu.