Masjid Cheng Ho sangat cocok dikunjungi bagi para pencinta wisata sejarah dan religi. Keunikan Masjid Cheng Ho adalah desain bangunan masjid yang mencerminkan akulturasi dengan budaya etnis Tionghoa, China.
Mengutip situs Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah dunia yang terkenal asal China.
Cheng Ho merupakan seorang Muslim yang pernah berlayar dari China hingga ke pantai Afrika. Masjid Cheng Ho, Surabaya merupakan masjid pertama di Indonesia yang menggunakan nama muslim Tionghoa.
Sementara itu, pintu masjid ini menyerupai pagoda. Pada puncak pagoda terdapat relief naga serta patung singa yang terbuat dari lilin. Terdapat tulisan lafaz Allah menggunakan huruf Arab pada puncak pagoda tersebut.
Baca juga: 5 Tempat Healing di Surabaya, Bisa Santai di Hutan Kota
Bangunan Museum De Javasche Bank mengusung konsep neo-renaissance yang meliliki ciri khas seperti unsur simetris.
Mengutip situs Wisata Surabaya, bangunan seluas 1000 meter persegi ini pertama kali digunakan pada 14 September 1829 oleh kolonial Belanda.
Setelah De Javasche Bank dinasionaliasi oleh pemerintah pada 1951, gedung ini menjadi kantor Bank Indonesia perwakilan Surabaya pada periode 1953 hingga 1972.
Lalu, pada 27 Januari 2012, gedung tiga lantai ini ditetapkan sebagai cagar budaya. Kini, masyarakat yang ingin melihat jejak perbankan di Surabaya bisa berkunjung ke sana secara gratis.
Letaknya pun mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Tepatnya berada di Jalan Garuda Nomor 1, Krembangan Selatan, Surabaya.
Baca juga: 20 Oleh-oleh Khas Surabaya, Ada Sambal Bu Rudy hingga Bandeng Asap
Museum Pendidikan Surabaya merupakan museum tematik yang didirikan untuk melestarikan sejarah dan budaya bangsa.
Mengutip dari laman Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya, museum ini menyimpan bukti materiil pendidikan pada masa pra-aksara, klasik, kolonial dan kemerdekaan.
Lokasinya berada di Jalan Genteng Kali Nomor 10 Surabaya, yang merupakan lokasi bekas Sekolah Taman Siswa.
Baca juga: Cara Pesan Tiket Online dan Cek Kuota Alun-alun Bawah Tanah Surabaya
Wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat Kota Surabaya bisa mengunjungi Museum Surabaya. Museum ini memiliki koleksi lebih dari 1.000 seputar perkembangan Kota Surabaya.
Dilansir dari situs Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, museum ini menempati Gedung Siola yang awalnya dibangun sebagai toserba pada 1877.
Selanjutnya pada 3 Mei 2015, bangunan tersebut diresmikan sebagai museum. Lokasinya berada di Jalan Tunjungan Nomor 1, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.
Baca juga: Pemerintah Kota Surabaya Susun Paket Wisata Adventure Land Romokalisari
Museum ini berisi koleksi barang-barang peninggalan W.R Soepratman, seperti foto keluarga dan teman dekat, lemari berisi replika biola milik Sang Maestro, dan lainnya.
Ikon dari museum ini adalah patung W.R Soepratman berpose memainkan biola.
Mengutip dari situs Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, bangunan yang digunakan sebagai museum ini merupakan rumah milik kakak W.R. Soepratman, Roekiyem Soepratijah.
Soepratman sendiri sempat tinggal di rumah tersebut dari 1937 hingga akhir hayatnya pada 17 Agustus 1938.
Rumah tersebut terdiri dari dua kamar tidur dan satu ruang tamu. Di ruang tamu terdapat foto-foto W.R. Soepratman bersama keluarga dan teman dekatnya, serta lemari berisi replika biola.
Baca juga: 10 Wisata Alam Surabaya, Cocok untuk Libur Akhir Pekan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.