Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/11/2022, 21:13 WIB
Nugraha Perdana,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keliling kawasan wisata Kayutangan Heritage nantinya kini bisa dilakukan secara virtual.

Sebab, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) kini tengah mengembangkan aplikasi Metaverse atau dunia virtual untuk menunjang pariwisata di Kota Malang.

Baca juga: 12 Spot Foto Retro di Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang

 

Aplikasi yang masih dibuat prototipe tersebut bernama Metantara atau singkatan dari Metaverse Urban Historic Area.

Untuk saat ini, pengguna aplikasi baru dapat melihat kawasan Kayutangan Heritage menyerupai secara nyata.

Pengembangan aplikasi itu bekerjasama dengan perusahaan yang berkantor di Singapura yakni FX Media.

"Harapannya aplikasi ini kedepannya mampu dimanfaatkan bertujuan untuk virtual tourism, bekerjasama juga dengan pemerintah untuk mengawal pengelolaan aplikasi ini," kata penggagas aplikasi, Herry Santosa pada Rabu (30/11/2022).

Baca juga: 5 Aktivitas di Kampoeng Heritage Kajoetangan, Bisa Beli Barang Antik

Ia berharap, aplikasi ini bisa segera digunakan oleh masyarakat umum sembari menjaring masukan atau komitmen dari seluruh masyarakat yang ada di koridor Kayutangan.

"Hari ini kami nyatakan sebagai soft launching, sehingga kita harapkan bisa langsung dipergunakan oleh masyarakat. Targetnya tahun 2023 bisa launching," katanya.

Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya (FT UB) mengembangkan aplikasi Metaverse (atau dunia virtual) untuk menunjang pariwisata di Kota Malang.KOMPAS.com/ Nugraha Perdana Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya (FT UB) mengembangkan aplikasi Metaverse (atau dunia virtual) untuk menunjang pariwisata di Kota Malang.

Ketua Pokdarwis Kampung Kayutangan Heritage, Mila Kurniawati mendukung adanya pengembangan aplikasi tersebut.

Ia berharap, adanya sentuhan digital dalam pengembangan Kampung Heritage Kayutangan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca juga: Menyusuri Kampoeng Heritage Kajoetangan, Wisata Tempo Dulu di Malang

"Kami berharap ini secara keseluruhan, tidak hanya menampilkan sepanjang koridor Kayutangan saja, tetapi juga bisa masuk ke dalam area kampung. Sehingga masyarakat dapat mengenal banyak sisi," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com