Upacara panggih terdiri dari sejumlah ritual yang memiliki makna dan doa baik untuk kehidupan rumah tangga pasangan pengantin.
Ritual panggih dimulai dengan membawa sanggan, yang berisi pisang raja dan benang putih. Benang putih merupakan simbol bahwa kedua mempelai telah diikat dengan upacara suci dan sakral, yaitu akad nikah.
Upacara ini juga disebut dengan sanggan tebusan pengantin putri.
Kembar mayang merupakan hiasan yang melambangkan pohon keabadian dari cinta dan kasih sayang. Kembar mayang terbuat dari janur dan daun alang-alang.
Baca juga: Lokasi Ngunduh Mantu Kaesang-Erina, Ini 5 Fakta Loji Gandrung Solo
Prosesi ini berarti pengantin pria dan wanita saling melempar gantal, atau daun sirih yang diikat dengan benang putih.
Pengantin putra melempar empat buah dan wanita tiga buah, sehingga jumlahnya tujuh lemparan. Upacara ini berisi harapan kedua mempelai mendapat petunjuk dalam setiap kesulitan.
Ritual ini juga melambangkan bertemunya perasaan atau saling melempar hati. Menurut kepercayaan masyarakat, daun sirih dapat mengusir makhluk jahat.
Penganti putri membasuh kaki suami dengan air bunga. Ritual ini merupakan bentuk pengakuan istri bahwa suami adalah iman atau pemimpin bagi keluarga.
Dalam ritual ini dilakukan pecah telur sebagai tanda bahwa kedua mempelai berharap memiliki keturunan.
Selanjutnya, pengantin wanita akan berjalan searah jarum jam ke sebelah kiri suami. Kedua mempelai berdiri bersebelahan sambil berpegangan jari kelingking berjalan menuju pelaminan
Baca juga: 6 Fakta Pura Mangkunegaran, Lokasi Pernikahan Kaesang-Erina
Prosesi selanjutnya adalah minum rujak degan yang terbuat dari serutan kelapa muda. Ibu mempelai putri memberikan rujak degan itu kepada kedua pengantin.
Air kelapa ini dilambangkan sebagai air suci yang akan membersihkan jiwa dan rohani.
Ritual kacar kucur yaitu pengantin pria yang menuangkan biji-bijian berkualitas sebanyak 25 macam, mata uang logam, dan rempah-rempah kepada pengantin wanita.
Biji-bijian tersebut antara lain padi, jagung, kedelai, dan sebagainya. Ritual ini sebagai simbol bahwa pengantin pria akan bertanggung jawab penuh kepada keluarganya kelak.
Pengantin pria memberikan tiga buah nasi kepal kepada istri, sementara sang istri memakannya satu per satu. Maknanya adalah istri mensyukuri pemberian suami, baik dari sandang, pangan, maupun papan.
Dahar klimah juga berarti istri yang patuh kepada suaminya.
Baca juga: Daftar Lokasi Prewedding Kaesang-Erina, Ada Gumuk Pasir Parangkusumo
Pihak mempelai putri menyambut kedatangan ayah dan ibu mempelai pria di pelaminan.
Seluruh prosesi upacara panggih diakhiri dengan sungkeman. Dalam bahasa Jawa, sungkem memiliki arti sujud sebagai tanda hormat.
Kedua pasangan pengantin akan berlutut di hadapan kedua orang tua masing-masing dan orang tua pasangannya.
Sungkeman bermakna penghormatan terakhir kepada orangtua karena telah membesarkan mereka, sebelum menjalankan bahtera rumah tangga sebagai suami istri.
Baca juga: Prediksi Titik Kemacetan di Yogya dan Solo Saat Pernikahan Kaesang-Erina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.