Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggemar Keroncong, Siap-Siap Wisata dan Belajar dengan Waldjinah

Kompas.com - 11/12/2022, 12:11 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Perjalanan musik keroncong

Sebagai informasi, musik keroncong merupakan genre musik yang lahir dari perpaduan budaya Barat serta Timur, seperti dikutip dari Kompas.com (29/1/2021). 

Genre musik ini cukup digemari oleh masyarakat Indonesia. Awal mula kepopuleran musik keroncong adalah pada awal abad ke-20.

Walau pada saat itu industri rekaman belum muncul, musik keroncong populer lewat berbagai pentas yang diselenggarakan. Pentas musik keroncong kala itu sangat menarik perhatian masyarakat dari berbagai kalangan untuk membeli tiket dan menonton pertunjukannya.

Saat itu musik keroncong lebih dikenal sebagai tradisi musik rakyat dari Kampung Tugu, karena disesuaikan dengan lokasi penemuannya yakni di Kampung Tugu.

Baca juga:

Keroncong pun menjadi primadona masyarakat peranakan Indo-Eropa kelas bawah. Musik yang dibawakan dengan gitar besar, gitar kecil, seruling, piul, dan rebana berhasil memikat hati mereka.

Hingga saat ini, keroncong masih cukup eksis dan sering dikolaborasikan dengan alat musik maupun lagu-lagu modern. Waldjinah memandang fenomena ini sebagai suatu bentuk kemajuan dan pelestarian budaya. 

"Itu kemajuan, saya ikut senang juga. Saya kan ikut Campursari juga," tutur Waldjinah. 

Adapun Campursari merupakan kesenian Jawa yang menyajikan lagu lagu langgam keroncong klasik maupun modern. Perempuan ini pernah bergabung dengan generasi Campursari pertama pada tahun 1960-an di Semarang. 

Baca juga: Kopi dan Keroncong Menyatukan Rakyat hingga Pejabat di Kafe Ini

"Ibu tidak menolak adanya kolaborasi dengan musik keroncong modern yang semakin maju saat ini. Hal terpenting anak-anak muda masih mau dan memainkan keroncong," Bambang menambahkan. 

Telah mempelajari keroncong sejak usia 5 tahun, Waldjinah berpesan agar warisan budaya Indonesia ini bisa terus dilestarikan. 

"Harapan saya, keinginan saya keroncong maju terus, jangan sampai dipek wong liyo (diambil oleh orang asing), karena ini punya Indonesia," pungkasnya. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com