Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Turis Asing Terjebak di Machu Picchu, Dampak Kerusuhan Peru

Kompas.com - 17/12/2022, 15:31 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber CNN Travel

Peringatan pihak luar negeri

Menyikapi hal tersebut, Departemen Luar Negeri AS telah mengeluarkan peringatan perjalanan untuk wisatawan yang akan bepergian ke Peru.

Ia mengatakan, demonstrasi yang terjadi di Peru dapat menyebabkan penutupan akses transportasi lokal tanpa pemberitahuan sebelumnya, seperti kereta dan jalan raya utama. 

"Penutupan jalan secara signifikan akan mengurangi akses bandara dan transportasi umum di dalam maupun luar kota," paparnya. 

Peringatan serupa juga dilakukan oleh pihak Inggris, yakni Foreign, Commonwealth & Development Office (FCDO). 

FCDO pada Jumat (16/12/2022) memperingati warga negara Inggris yang ada di Peru untuk berhati-hati dan menghindari kerusahan.

Lebih lanjut diberitahukan kepada para turis Inggris yang tiba di ibu kota Lima, bahwa akses perjalanan ke banyak wilayah regional saat ini dibatasi, termasuk wilayah Cusco dan Arequipa.

Baca juga: Turis Akan Bisa Kunjungi Reruntuhan Titanic, Harga Mulai Rp 1,7 Miliar

Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. Mereka juga diminta untuk menghormati jam malam Peru yang diberlakukan, serta tetap memantau informasi terkini. 

Sejalan dengan pemerintah Inggris, Kanada juga telah memperingati warganya yang ada di Peru untuk lebih berhati-hati dan menghindari perjalanan yang dirasa tidak penting di Peru.

Turis kekurangan makanan dan obat

Imbas kerusuhan di Peru berdampak pada sektor pariwisata, yang merupakan sektor penopang ekonomi lokal. Menurunnya ekonomi lokal kemudian berdampak pada kurangnya ketersediaan makanan dan obat di Machu Picchu. 

Seorang turis asal Amerika yang terjebak di Machu Picchu menuturkan dirinya kehabisan obat dan tidak yakin dapat keluar dari lokasi tersebut. Hal serupa juga dialami oleh penduduk asal Florida bernama Kathryn Martucci (71 tahun). 

Ia mengatakan dirinya bersama 13 orang asal AS lainnya datang ke Peru untuk perjalannan kelompok ketika Peru memasuki keadaan darurat. Ia dan rombongan lalu terjebak di Machu Picchu.

Tempat wisata di Peru - Machu Picchu.SHUTTERSTOCK / David Ionut Tempat wisata di Peru - Machu Picchu.

Putra Martucci bernama Michael Martucci yang tinggal di AS mengatakan, dirinya berusaha membantu sang ibu untuk keluar dari Michu Picchu.

"Mereka sudah ada di sana (Machu Picchu) sejak Senin, dan sekarang dia (Martucci) dan orang lain yang bersamanya kehabisan obat yang dibutuhkan," kata Michael.

Martucci mengatakan, dirinya hanya membawa persiapan makanan ringan dan obat untuk dua hari sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Baca juga: Macchu Picchu, Magnet Utama Wisata Peru bagi Turis Indonesia

Pada Jumat (16/12/2022) pagi, ia mengatakan pemandu wisata membawa dirinya dan rombongan ke balai kota untuk dievaluasi secara medis.

Ada sekitar 100 turis yang mengantri untuk evaluasi medis bersama dokter, dan butuh waktu sekitar dua jam baginya untuk menunggu giliran.

Martucci juga mengatakan bahwa akan ada helikopter yang membawa dirinya keluar dari Machu Picchu dalam dua hari ke depan.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

"Ada beberapa orang yang membutuhkan pertolongan dan satu helikopter hanya bisa membawa 10 orang," katanya.

Akan tetapi Martucci masih tidak yakin apakah hal tersebut akan terjadi atau tidak dalam dua hari ke depan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com