Bangunan Stasiun Ambarawa atau Willem 1 di museum ini masih dijaga arsitekturnya seperti sedia kala.
Wisatawan seolah kembali ke masa lalu ketika memasuki stasiun ini. Ciri khas stasiun lawas masih tampak dari atap hingga lantainya yang berbentuk persegi.
Di sisi barat stasiun, tampak beberapa bangunan sederhana seperti halte bus. Ternyata, kereta api zaman dahulu berhenti di halte-halte atau stasiun kecil.
Halte tersebut dipindahkan dari lokasi aslinya. Kebanyakan halte berasal dari jalur Solo-Wonogiri.
Baca juga: Museum Ambarawa, Serunya Belajar Sejarah Perkeretaapian di Indonesia
Bentuk halte sangat sederhana, terdiri dari tempat menjual tiket dan ruang tunggu penumpang seperti di halte bus.
Pengunjung Museum KA Ambarawa ternyata masih bisa naik kereta api. Namun, kereta yang beroperasi adalah KA wisata.
Kereta ini hanya beroperasi pada akhir pekan dan hari libur dengan tujuan Stasiun Ambarawa-Stasiun Tuntang pulang-pergi (PP).
Tarif naik KA wisata tersebut adalah Rp 100.000 per orang. Lama perjalanan pulang-pergi adalah sekitar 1 jam.
Baca juga: Museum Kereta Api Ambarawa Catat Kenaikan Jumlah Pengunjung pada 2022
Nantinya, kereta akan melewati jalur yang indah di tepi Danau Rawa Pening dengan latar belakang panorama pegunungan.
Wisatawan yang membawa anak-anak bisa naik kereta mainan yang keliling kompleks Museum Ambarawa.
Tiket kereta ini bisa dipesan di depan stasiun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.