Peringatan tahun baru menjadi momentum bagi umat Hindu untuk melakukan evaluasi atas kehidupan selama setahun ke belakang.
Setelah melakukan evaluasi diri, umat Hindu diharapkan menjadi pribadi yang lebih baik dalam tahun mendatang.
“Kejelasan gambaran hidup tersebut, memungkinkan kita mencanangkan program atau resolusi untuk kehidupan tahun yang akan datang ke arah yang lebih baik, lebih positif dan lebih kondusif, damai dan sejahtera,” terang Ida Bagus.
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Memberi Ucapan Selamat Hari Raya Nyepi?
Baca juga: Liburan di Bali Saat Nyepi? Berikut Tipsnya
Dalam rangka evaluasi diri tersebut, lanjut Ida Bagus, umat Hindu memerlukan suasana hening, sepi, dan tenang sehingga dapat melakukan renungan, kilas balik, dan introspeksi terhadap kehidupan yang telah berlalu.
Proses tersebut disebut dengan mulatsalira oleh umat Hindu.
“Ibarat kita melihat bayangan bulan di tempayan berisi air atau di laut. Pada air yang tenang, kita akan menemukan bayangan bulan tersebut secara utuh dan sesungguhnya,” jelasnya.
Dihubungi terpisah, Ketua Paruman Walaka PHDI Bali, I Gusti Ngurah Sudiana menjelaskan makna Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu adalah menyucikan bhuana alit (diri manusia) dan bhuana agung (segala sesuatu yang berada di luar diri manusia)
“Hari Nyepi bermakna sebagai hari untuk menyucikan bhuana alit dan bhuana agung,” terangnya kepada Kompas.com.
Baca juga: Ucapan Hari Raya Nyepi, Pakai Bahasa Indonesia atau Bahasa Bali?
Baca juga: Ini Uniknya Liburan ke Bali Saat Nyepi
Adapun proses penyucian bhuana alit dilakukan dengan melaksanakan catur brata penyepian. Mengutip laman PHDI, catur brata berarti pengendalian diri yang terdiri dari empat hal.
Meliputi, amati karya (tidak bekerja), amati geni (tidak menyalakan api), amati lelungan (tidak bepergian),dan amati lelanguan (tidak bersenang senang).
Sementara, penyucian bhuana agung dengan melaksanakan upacara Melasti di laut atau sumber air suci.
“(Upacara Melasti) Simbolis untuk menghanyutkan semua kekotoran dunia dan penderitaan manusia ke laut, serta memohon tirta amerta atau kehidupan kepada Dewa Baruna sebagai penguasa laut, agar manusia dianugerahkan hidup rukun, damai, panjang umur, dan sejahtra,” terangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.