Meski masjid tidak tampak luas, keunikan arsitekturnya bisa menarik perhatian warga yang melintas.
Ia menyampaikan, ada perpaduan ragam budaya di arsitektur bangunan Masjid Angke, setidaknya dari Belanda, China, dan Banten.
Baca juga: 5 Fakta Masjid Tertua yang Hancur akibat Gempa Turkiye, Pernah Jadi Gereja
"Kalau kita lihat arsitekturnya ini gabungan antara Belanda, China, dan Jawa," tutur Ira.
Mulai dari pintu, kata dia, merupakan gaya China. Sedangkan jendelanya bergaya Belanda, dan atap limasan memakai gaya khas Jawa yang juga mirip gaya China.
Dilaporkan oleh Kompas.com, Rabu (22/8/2018), masjid ini memiliki unsur arsitektur China. Teralis dan jendelanya berbentuk bulat panjang dan tanpa dihiasi ukiran, dengan mimbar masjid dibangun melekat ke tembok.
Bentuk teralis dan jendela ini mengadopsi gaya Belanda. Anak-anak tangga di depan juga menampilkan gaya kolonial.
Daun pintu masjid dihias dengan kusen berukir. Tak ketinggalan di atas pintu juga terdapat ukiran besar. Motif ukiran ini mengingatkan akan rumah Belanda.
Baca juga:
Masjid Angke juga memiliki empat tiang besar yang mengingatkan akan bangunan tua peninggalan Belanda. Tiang-tiang ini terbuat dari kayu jati.
Model atap masjid ini juga menarik perhatian. Atap ini dibangun dengan bentuk limasan dan bersusun dua, dengan cungkup yang dipangaruhi arsitektur Jawa. Namun, ada beberapa yang menganggap atap masjid dipengaruhi oleh arsitektur China.
Ujung atapnya sedikit melengkung ke atas, yang mengacu terhadap gaya punggel di rumah-rumah Bali.
Baca juga: 12 Masjid Terbesar di Jawa Barat, Terbaru Ada Al Jabbar